GridPop.ID - Waxing dilakukan untuk meningkatkan rasa kepercayaan diri.
Tak hanya itu, untuk meningkatkan kepercayaan diri di ranjang, pria maupun wanita juga melakukan waxing di area kemaluannya.
Meski keintiman seks bukanlah alasan utama melakukan waxing, namun perawatan ini tentu dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri di atas ranjang.
Sebuah riset di tahun 2019 terhadap lebih dari 4.400 orang mengungkap, mereka yang secara teratur melakukan waxing, salah satu alasan utamanya adalah kepuasan seksual -baik untuk diri sendiri maupun pasangan.
Namun, siapa pun yang pernah melakukan waxing dalam metode apa pun -leg, bikini waxing, atau brazilian wax- pasti tahu proses tersebut tidak terlalu menyenangkan.
Bahkan, beberapa aktivitas pasca-waxing seperti berhubungan seks bisa membuat kulit meradang dan iritasi, yang pada akhirnya malah menyebabkan infeksi pada area sekitar kemaluan.
Lantas, berapa lama kita harus menunggu untuk berhubungan seks setelah proses waxing?
Nah, para ahli dermatologi menjelaskan lebih lanjut mengenai risiko berhubungan seks setelah waxing dan waktu terbaik untuk melakukannya.
Risiko seks setelah waxing
Dilansir dari laman kompas.com, ketika ditanya tentang keamanan seks setelah waxing, seorang dokter spesialis kulit di UnionDerm, Dr Jennifer MacGregor, MD, mengatakan, secara umum waxing tidak bagus untuk kulit.
"Lilin panas mengiritasi kulit dan menarik lapisan keratin pelindung, kadang-kadang sel-sel kulit juga," kata dia.
"Tarikan lilin ini bisa menyebabkan trauma mikro pada folikel, yang memungkinkan bakteri dan ragi memasuki folikel," ujar dia.
Pada dasarnya, waxing menciptakan luka terbuka yang dapat dengan mudah terinfeksi.
Jadi, jika seseorang membuat keputusan untuk melakukan waxing, sangat penting baginya untuk memperlakukan area tersebut dengan seksama seperti yang dilakukan pada luka kulit lainnya.
Oleh sebab itu, berhubungan intim terlalu cepat setelah waxing dapat mempersulit proses penyembuhan dan meningkatkan risiko infeksi.
"Berhubungan seks dapat menambahkan lebih banyak keringat, bakteri, dan ragi yang bergesekan ke dalam folikel yang trauma," kata MacGregor.
"Jika bakteri menemukan jalannya ke folikel rambut, satu komplikasi yang mungkin kita alami adalah folikulitis."
"Itu terlihat seperti benjolan merah atau pustula," kata dia.
American College of Obstetricians and Gynecologists pun mencantumkan folikulitis sebagai penyebab umum nyeri, gatal, dan rasa terbakar pada vulva.
Sementara itu, dokter spesialis kulit, Dr Shari Lipner, MD, PhD, menambahkan, berhubungan intim setelah waxing dapat membuat kita rentan terkena PMS (penyakit menular seksual).
Penyakit seperti HPV (human papillomavirus) dan moluskum kontagiosum, adalah yang mungkin mengintai.
"Folikulitis hanyalah awal dari komplikasi berhubungan seks terlalu cepat setelah wax," kata dia.
Baca Juga: Sekali Berhubungan Intim Bisa Langsung Hamil? Begini Penjelasannya
Waktu yang tepat untuk berhubungan seks lagi
Lipner pun merekomendasikan orang-orang menunggu 24 jam setelah waxing untuk berhubungan seks.
Ini dapat memberi waktu pada kulit untuk mengendap setelah peristiwa traumatis yang sangat penting, karena kita bisa terkena infeksi jika berhubungan seks terlalu cepat setelah waxing.
Menurut dia, area tersebut masih sangat teriritasi dan gesekan seks dapat memperburuk iritasi.
Jadi, alih-alih menikmatinya berhubungan seks setelah waxing justru akan sangat menyakitkan. Di sisi lain, MacGregor mengatakan, area vulva tidak akan sembuh total dalam waktu 24 jam.
"Penyembuhan membutuhkan waktu 3-7 hari pasca waxing, tergantung pada tingkat panas dan trauma yang ditimbulkan," sebut dia.
"Ini juga bisa memakan waktu hingga dua minggu untuk sembuh total," sambung dia.
Sehingga, penting untuk memerhatikan tubuh selama proses penyembuhan dan berhati-hati jika kita masih mengalami rasa sakit di area tersebut.
Perawatan pasca waxing
Untungnya, meskipun menyakitkan seperti halnya kulit yang teriritasi dan folikulitis, hal ini mudah diobati di rumah.
"Jika seseorang berhubungan seks dan mengalami iritasi di area yang baru waxing, saya akan merekomendasikan kompres dingin beberapa kali sehari selama 5-10 menit," kata Lipner.
Baca Juga: Cara Mengatasi Ejakulasi Dini Menurut Dokter, Paksu Wajib Merapat!
"Hidrokortison yang dijual bebas juga dapat membantu untuk mengatasi iritasi dan gatal," saran dia.
Namun, apabila kita melihat benjolan di area yang belum teratasi dalam 1-2 minggu, atau jika kulit mengembangkan benjolan nanah dan rasa sakitnya tidak berkurang dengan pengobatan rumahan, maka harus segera melakukan pemeriksaan ke dokter kulit.
Jenis-jenis waxing berdasarkan teksturnya
Dilansir dari laman surya.co.id, berikut ini jenis-jenis waxing berdasarkan teksturnya:
1. Hard wax
Ini merupakan jenis waxing yang membiarkan lilin mengering dan mengeras setelah diterapkan.
Setelah itu, ahli kecantikan mulai mencabut lilin agar terlepas dari kulit Anda dengan menggunakan jari tangan.
Lilin yang berkualitas baik seharusnya tidak menempel pada kulit kecuali pada rambut Anda. Oleh karena itu, hard wax dapat digunakan pada kulit sensitif.
2. Soft wax
Jenis waxing berikutnya yakni soft wax yang biasa disebut sebagai strip wax.
Tekstur lilin pada soft wax mirip seperti madu ketika dipanaskan. Setelah dilakukan pemanasan, lilin tersebut disebar pada kulit dengan hati-hati, bisa juga untuk membentuk gambar atau simbol yang disukai.
Lalu setelah itu, lilin ditutup dengan kain kasa.
Kain tersebut lalu dicabut bersamaan dengan rambut yang menempel.
Kelemahan soft wax adalah ia tidak dapat mencabut rambut yang tumbuh ke dalam.
Namun, hal ini praktis digunakan di wilayah yang luas seperti kaki, punggung, atau lengan.
Perlu diingat bahwa sebelum menyebarkan lilin ke kulit, ada baiknya untuk memberi bedak demi mengurangi risiko kulit tertarik.
3. Sugar wax
Jenis waxing ini sangat ideal untuk orang-orang dengan jenis kulit yang sensitif karena menggunakan bahan-bahan alami untuk menghilangkan rambut.
Gabungan bahan-bahan seperti gula, jus lemon, madu dan air yang dipanaskan akan menghasilkan tekstur lengket.
Selain mudah untuk dipersiapkan, sugar wax juga aman untuk seluruh jenis kulit karena seluruh bahan yang digunakan alami. GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Surya.co.id |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar