Menurut Estemalik, jenis sakit kepala ini terjadi secara mendadak dengan rasa nyeri ringan hingga sedang di sisi kepala.
"Jika bertambah parah, bisa terasa seperti migrain, dan tasa nyerinya bisa bertahan hingga berminggu-minggu hingga berbulan-bulan," lanjutnya.
NDPH juga tidak bisa diatasi dengn obat-obatan, sehingga perlu mencari pemicunya, seperti infeksi, tumor otak, atau masalah vaskular.
Kombinasi antara penanganan medis dan perilaku juga bisa membantu penderita NDPH.
Baca Juga: Para Istri Merapat! Begini 9 Cara Mengatasi Keluar Darah saat Hubungan Intim
Sakit kepala hormonal
Sakit kepala yang juga dikenal dengan migrain saat menstruasi ini biasanya dimulai sebelum atau selama menstruasi dan dapat disebabkan oleh perubahan kadar estrogen.
Gejalanya mirip seperti migrain, dengan rasa nyeri berdenyut di salah satu sisi kepala yang biasa dibarengi dengan pusing, mual, kaburnya pengelihatan, hingga sensitif terhadap gerakan, cahaya, bau, dan suara.
Obat anti-radang nonsteroid (NSAID) bisa meredakan nyeri dan gejala lain dari sakit kepala jenis ini, dan bisa dikonsumsi dua hingga tiga hari sebelum menstruasi dimulai, yang berlanjut selama menstruasi berjalan.
Lalu obat resep lain, seperti triptan juga dapat membantu meredakan gejalanya.
Lebih lanjut, sakit kepala akibat hormon, peningkatan volume darah, kurang tidur, dan stres juga bisa terjadi saat hamil.
Kendati demikian, perawatannya bisa berbeda karena umumnya perempuan hamil tidak disarankan mengonsumsi obat-obatan, sehingga terapi perilaku kognitif, biofeedback dan terapi fisik bisa dilakukan untuk mengatasinya.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Helna Estalansa |
Komentar