Periksa kandungan aktif dalam deodoran. Bahan-bahan seperti alumunium klorohidrat atau alumunium zirkonium dapat membantu mengurangi produksi keringat dan bau.
Namun, jika Anda khawatir tentang penggunaan alumunium, Anda juga dapat memilih deodoran bebas alumunium yang mengandung bahan-bahan alami seperti baking soda atau minyak essensial.
3. Wewangian
Pilih deodoran dengan wewangian yang Anda sukai, tetapi pastikan wewangian tersebut tidak terlalu kuat atau mengganggu.
Hindari deodoran yang mengandung alkohol, karena dapat mengiritasi kulit sensitif.
4. Jenis kulit
Perhatikan jenis kulit Anda. Jika Anda memiliki kulit sensitif atau rentan terhadap iritasi, pilih deodoran yang dirancang khusus untuk kulit sensitif atau yang bebas pewangi dan bahan kimia keras lainnya.
5. Efektivitas
Bacalah ulasan pengguna dan tinjau label produk untuk mengetahui sejauh mana deodoran tersebut efektif dalam mengurangi bau dan menjaga kesegaran sepanjang hari.
6. Alergi atau sensitivitas
Jika Anda memiliki riwayat alergi atau sensitivitas tertentu terhadap bahan-bahan tertentu, pastikan untuk membaca label dengan cermat dan hindari deodoran yang mengandung bahan yang dapat memicu reaksi alergi.
Baca Juga: Bye-bye Cenut-cenut! Begini Cara Mengatasi Berbagai Jenis Sakit Kepala yang Bisa Kamu Alami
7. Konsistensi dan penyerapan
Pilih deodoran yang memiliki konsistensi yang nyaman dan mudah menyerap ke dalam kulit.
Hindari deodoran yang meninggalkan residu berlebih atau menyebabkan rasa lengket di ketiak.
8. Konsultasikan dengan dokter
Jika Anda memiliki masalah keringat berlebih atau bau yang parah, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau dermatologis.
Mereka dapat memberikan saran yang lebih spesifik dan merekomendasikan produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan Anda. GridPop.ID (*)
Sebagian artikel ditulis menggunakan Chatgpt (AI)
Source | : | Kompas.com,Chatgpt (AI) |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar