“Iya kan pasti yang daerah situ kan menengah bawah tadi, yang keluarganya nggak sejahtera itu yang mereka kebingungnan kan mau cari apa enak apa nih cintanya ayah ibunya nggak ada ayah ibunya kerja melulu ibunya karena duit kurang," jelasnya.
Dalam kesempatan itu, dokter Inong Inara menjelaskan adanya sejumlah perilaku sex menyimpang dari masyarakat mulai dari hubungan sejenis hingga nenek-nenek berusia 70 tahun menjajakan diri untuk anak-anak SD.
Menimbulkan sejumlah penyakit kelamin hingga degradasi moral anak muda dibawah umur.
Faktor lingkungan dan pola pengasuhan kedua orang tua menjadi salah satu hal yang turut berperan dalam terjadinya kasus menyimpang tersebut.
Risiko Gonta-ganti Pasangan Seksual
Dilansir dari laman halodoc.com, Bahaya yang mengintai jika kamu sering gonta-ganti pasangan seksual adalah peningkatan risiko terkena penyakit menular seksual.
Seperti HIV/AIDS dan infeksi human papilloma virus (HPV).
Ini kemudian dapat menyebabkan banyak risiko kesehatan, termasuk di kemudian hari.
Menurut studi yang diterbitkan dalam jurnal BMJ Sexual and Reproductive Health pada 2020, para peneliti mengevaluasi data dari English Longitudinal Study of Ageing, yang melacak individu berusia 50 tahun ke atas yang tinggal di Inggris.
Subjek termasuk 2.537 pria dan 3.185 wanita, dengan usia rata-rata 64 tahun dan hampir tiga dari empat menikah.
Mereka menjawab pertanyaan tentang berapa banyak pasangan seksual yang mereka miliki. Kategori terbagi menjadi nol sampai satu, dua sampai empat, lima sampai sembilan, dan 10 atau lebih.
Para peneliti menemukan bahwa ketika seseorang sering gonta-ganti pasangan seksual, persentase orang yang mengidap kanker meningkat.
Wanita yang melaporkan memiliki 10 atau lebih pasangan, 91 persennya lebih berisiko terkena kanker, daripada wanita yang tidak memiliki atau hanya punya satu pasangan.
Sementara itu, pria yang mengaku memiliki setidaknya 10 pasangan seksual 69 persen lebih mungkin terkena kanker, daripada pria yang memiliki nol banding satu.
Risiko kanker karena sering gonta-ganti pasangan terjadi karena infeksi HPV. Virus yang bisa menular secara seksual ini dapat meningkatkan risiko hampir semua kanker serviks, vagina, vulva, anus, dan penis. GridPop.ID (*)
Source | : | Halodoc.com,tribunnewsmaker |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar