GridPop.ID - Video POV terkena ADHD menjadi Viral di Tiktok
Dilansir dari laman kompastv.com, baru-baru ini sedang viral di TikTok tentang perilaku penderita ADHD.
Banyak yang mengunggah konten berjudul "POV Terkena ADHD" yang artinya point of view (sudut pandang) mereka yang menderita ADHD.
Diketahui, ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder adalah kondisi gangguan mental ketika ada masalah dalam perkembangan dan aktivitas otak yang mempengaruhi perhatian, hiperaktivitas, dan pengendalian diri.
Sebuah unggahan video yang diunggah oleh akun TikTok ini, dilihat Rabu (7/6/2023) memperlihatkan seseorang sedang berjalan namun terlihat tidak fokus berjalan.
Tangannya kerap menyenggol daun, memungut ranting dan kakinya menendang batu. Perilaku tersebut diklaim sebagai perilaku saat terkena ADHD.
"POV ADHD," tulis keterangan video yang sudah disukai lebih dari 1 juta kali dan mendapatkan lebih dari 13.000 komentar warganet.
Video dengan caption serupa juga diunggah oleh akun TikTok ini yang memperlihatkan seseorang sedang menaiki elevator namun kakinya tidak bisa diam.
Video berikutnya memperlihatkan orang yang tiba-tiba melepas tutup kaleng dan memasukkannya ke dalam kaleng.
Video berikutnya memperlihatkan seseorang mengambil kaos kaki dengan kakinya.
Perilaku dalam video tersebut diklaim pengunggah video sebagai "POV ADHD". Video tersebut sudah dilihat lebih dari 8 juta penonton dan dikomentari 8 ribu pengguna.
Baca Juga: VIRAL di TikTok Video Celana Gisel Melorot, Bagian Tubuh Bawah sang Penyanyi hanya Dibalut Benda Ini
Di kolom komentar banyak netizen yang mengaku memiliki perilaku yang sama dengan pengunggah video, bahkan tidak sedikit yang mengklaim menderita ADHD hanya berdasarkan kesamaan perilaku tersebut.
"Ternyata aku sama seperti dia," tulis salah satu netizen.
"Nji** ternyata aku ADHD," tulis netizen lainnya.
"Serius nnya ADHD itu emang pnyakit apaan bg? bahaya? soalnya smua gjala2 yg abg bikin ada smua," tulis netizen lagi.
Apa Itu ADHD?
Melansir Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair), ADHD adalah gangguan neuropsikiatri yang mempengaruhi cara kerja otak.
Ditandai dengan sikap seseorang yang hiperaktif, sulit fokus, dan melakukan tindakan impulsif lainnya.
Kondisi umumnya dialami pada masa kanak-kanak dan berlanjut sampai dewasa jika tidak diberikan penanganan yang tepat.
Banyak penelitian mengungkapkan ADHD sering komorbiditas dengan beberapa gangguan kejiwaan seperti gangguan perilaku, ketidakmampuan belajar, depresi, dan gangguan kecemasan.
ADHD sendiri dapat dikatakan sulit didiagnosa dengan pasti dikarenakan tidak adanya biomarker khusus untuk memastikannya.
Penilain berbasis wawancara semi-terstruktur, catatan historis kesehatan dari kedua gejala, maupun catatan mengenai kondisi kesehatan pada masa kanak-kanak juga dirasa masih belum cukup untuk mencatat diagnosa seseorang secara pasti.
Hal ini dikarenakan penelitian untuk mengetahui apakah seseorang mengalami ADHD dan depresi diperlukan perhatian khusus, pengawasan secara rutin, dan tentunya memakan waktu yang tidak singkat untuk mendapatkan hasil pastinya.
Maka dari itu, untuk mengetahui apakah seseorang mengidap ADHD atau tidak dapat dilakukan tes diagnosa dengan menggunakan sistem BDI, salah satu metode dalam penelitian psikologi dengan 21 pertanyaan tentang perasaan pengidap depresi.
Jangan Asal Self Diagnosis
Banyaknya klaim gangguan mental, seperti ADHD yang viral di TikTok ternyata cukup memengaruhi banyak orang yang merasa bahwa tanda dan gejala itu dirasakannya.
Hal itu membuat banyak orang mendiagnosis dirinya sendiri dengan gangguan jiwa tertentu atau yang biasa disebut self diagnosis.
Self diagnosis adalah bagaimana kita mendiagnosis diri sendiri terkena suatu penyakit berdasarkan pengetahuan yang dimiliki atau setelah membaca informasi di internet yang berkaitan dengan keluhan tersebut.
Padahal informasi yang tersedia di internet seringkali tidak dapat dipertanggungjawabkan secara medis atau tidak evidence-based medicine.
Salah Persepsi pada Self Diagnosis
Berikut beberapa kesalahan saat mencoba self diagnosis, dilansir dari kemkes.go.id.
- Depresi, tidak sama dengan sedih karena hari yang buruk
- ADHD, tidak sama dengan lebih aktif dari hari biasa dan kurang fokus
- Gangguan stres pascatrauma (PTSD), tidak sama dengan perasaan jengkel, kecewa karena 1 peristiwa tertentu yang tidak mengenakkan
- Panic Disorder, tidak sama dengan perasaan takut sesaat
- Obsessive compulsive disorder (OCD), tidak sama dengan orang serba teratur dan sesuai prosedur
- Bipolar, tidak sama dengan orang yang moody.
Bahaya Self Diagnosis
1. Under diagnosis, yaitu mengabaikan penyakit yang sebenarnya berat sehingga berakibat fatal
2. Over diagnosis, menjadi takut dan panik sendiri karena merasa sudah terkena penyakit yang berat
3. Misdiagnosis, diagnosis yang salah yang berdampak pada penanganan yang salah dan mencari pertolongan ke tempat yang tidak tepat
4. Salah terapi, berusaha sendiri mencari terapi dan obat tidak sesuai dengan yang dibutuhkan
5. Stigma dan diskriminasi
Saat merasa diri sedang tidak baik-baik saja. Coba kenali apa saja yang memicu kondisi tersebut. Jika sedang memiliki masalah, carilah bantuan orang terdekat untuk bercerita.
Apabila curiga mengidap gangguan mental tertentu karena membaca atau melihat sesuatu di internet, segera kunjungi profesional seperti psikolog untuk melakukan konsultasi terkait kondisi diri.
Diagnosa ADHD
Dikutip oleh tribunkesehatan.com dari unair.ac.id, ADHD sendiri dapat dikatakan sulit didiagnosa dengan pasti dikarenakan tidak adanya biomarker khusus untuk memastikannya.
Pasien dengan gejala ADHD dan depresi tidak bisa ditangani sendiri, perlu perhatian khusus dari psikiater agar bisa mendiagnosa secara tepat dan objektif. GridPop.ID (*)
Source | : | tribunkesehatan,KompasTV |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar