GridPop.ID - Kata masturbasi tentu sudah tidak lagi bagi orang dewasa ya.
Mungkin sebagian dari kamu pernah melakukan masturbasi ya?
Seperti diketahui, masturbasi adalah tindakan merangsang diri sendiri secara seksual untuk mencapai kepuasan seksual.
Hal ini umum dilakukan oleh banyak orang, baik pria maupun wanita, sebagai cara untuk mengungkapkan hasrat seksual dan merasakan kenikmatan tanpa kehadiran pasangan seksual.
Masturbasi bisa melibatkan berbagai teknik, seperti merangsang atau menyentuh organ genital dengan tangan, menggunakan bantuan mainan seks, atau menggunakan gesekan dari benda-benda tertentu.
Setiap orang memiliki preferensi dan cara yang berbeda-beda dalam melakukan masturbasi, tergantung pada preferensi dan kenyamanan pribadi.
Namun bagaimana kalau seseorang kecanduan masturbasi?
Kecanduan masturbasi tidak tercatat sebagai kondisi kesehatan mental dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5).
Sebaliknya, kecanduan masturbasi biasanya disebut sebagai perilaku seksual kompulsif dan terkadang dikelompokkan dengan gangguan hiperseksualitas atau perilaku seksual di luar kendali (OCSB).
Meskipun kecanduan masturbasi tidak terkategori dalam DSM-5, kecanduan masturbasi masih dapat menyebabkan masalah, perasaan malu, dan kendala sosial atau hubungan.
Apakah sering masturbasi berbahaya bagi kesehatan?
Banyak bukti menunjukkan bahwa masturbasi tidak memiliki efek samping negatif yang nyata bagi kebanyakan orang.
Namun, dikutip dari PsychCentral dan Medical News Today, jika melakukan masturbasi secara berlebihan, mungkin dapat menyebabkan:
Bagi sebagian orang yang secara moral menentang masturbasi, melakukan stimulasi diri dapat menyebabkan rasa malu dan rendah diri.
Perasaan ini juga dapat membuat seolah-olah masturbasi, berapa kali pun dilakukan, menyebabkan perasaan bersalah yang intens meskipun masturbasi hanya dilakukan sesekali.
Apa penyebab kecanduan masturbasi?
Dilansir dari Healthline, masturbasi memiliki sejumlah manfaat kesehatan, seperti dapat membantu menghilangkan stres dan meningkatkan suasana hati.
Tetapi, mungkin terobsesi untuk mengejar puncak orgasme yang bisa menyebabkan masturbasi menjadi masalah.
Perilaku seksual kompulsif mungkin juga bersifat neurologis.
Ketidakseimbangan bahan kimia otak alami dan penyakit saraf seperti Parkinson dapat menyebabkan perilaku seksual kompulsif.
Namun, diperlukan lebih banyak penelitian.
Penelitian terhadap hewan mengatakan, kecanduan perilaku mungkin mengubah jalur saraf otak, mirip dengan gangguan penggunaan zat.
Inilah yang mungkin membuat seseorang ingin melakukan perilaku itu lebih sering, termasuk masturbasi.
Beberapa orang dapat berhenti melakukan masturbasi kompulsif dengan sendirinya.
Namun, ada juga yang bisa berhenti dengan bantuan profesional.
Bagi yang tengah berjuang untuk berhenti masturbasi, mungkin akan terbantu jika menemui terapis, yang idealnya berspesialisasi dalam menangani perilaku seksual yang tidak terkendali.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa Efek Terlalu Sering Masturbasi?"
Sebagian artikel ini menggunakan Chatgpt (AI).
(*)
Source | : | Kompas.com,OpenAI |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Helna Estalansa |
Komentar