- Jauhkan elektronik dari kamar tidur, terutama untuk remaja dan anak- anak yang tidak dapat mengatur penggunaannya.
- Biarkan kamar tidur tenang, dingin, dan gelap.
- Orangtua juga bisa memberi hadiah untuk anak- anak yang berusia lebih kecil, ketika mereka berhasil tidur tepat waktu.
- Untuk kasus yang sulit, bicarakan dengan dokter anak. Untuk beberapa anak, konsultasi dengan dokter tidur dapat membantu. Terkadang, psikolog tidur akan membantu membimbing anak insomnia dengan terapi perilaku kognitif.
2. Sindrom fase tidur tertunda
Delayed Sleep Phase Syndrome (DSPS) atau sindrom fase tidur tertunda bisa menjadi masalah mengkhawatirkan pada remaja.
Pasalnya, ketika mereka mengalami sindrom fase tidur tertunda, maka ritme sirkadian otomatis terganggu, jam biologis mereka membuat mereka cenderung seperti “burung hantu” terlambat tidur dan terlambat bangun.
Seringkali gangguan tidur ini keliru dianggap sebagai insomnia pada awalnya, tetapi memang dapat menyebabkan insomnia jika menjadi kronis atau kebiasaan.
Berikut tips untuk orangtua:
Baca Juga: Dunia Serasa Milik Berdua, Muda Mudi Terekam Berbuat Mesum di Alun-alun Ponorogo, Videonya Viral
- Ajarkan kepada anak remaja kebiasaan tidur yang baik.
- Pastikan mereka menghindari kafein.
Source | : | Banjarmasinpost.co.id |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Helna Estalansa |
Komentar