GridPop.ID - Seorang wanita hamil ngidam minum arak, suami auto ingatkan adanya Tuhan hingga kisahnya viral di TikTok.
Wanita hamil memang kerap mengalami ngidam.
Melansir Tribun Sumsel, ngidam adalah kondisi saat seseorang menginginkan atau memikirkan makanan tertentu untuk dikonsumsi.
Ngidam umumnya terjadi ketika trimester pertama dan memuncak ketika trimester kedua.
Penyebab ngidam dilansir dari WebMD yaitu perubahan hormon dan defisiensi nutrisi.
Tapi, bagaimana jadinya jika bumil alias ibu hamil ngidam minum arak?
Kisah ini dialami oleh ibu hamil satu ini.
Mengutip Tribun Style, bumil ini membagikan kisahnya melalui akun TikTok miliknya.
Keinginannya tersebut disampaikan kepada sang suami melalui chat WhatsApp.
Pengguna TikTok asal Malaysia ini mula-mula mengirimkan chat kepada sang suami jika dia ingin minum arak.
Si suami masih menganggap bahwa keinginan istrinya hanya candaan belaka.
Tapi, si bumil ternyata agak memaksa dan merengkek jika ia benar-benar ngidam arak.
"Ingat Tuhan yanggg," balas suami mulai panik tanggapi istrinya.
Sebagai alternatif memenuhi ngidam nyeleneh istrinya, suami membelikan air yang menyerupai arak.
Air yang menyerupai arak itu dikatakannya halal dan bisa dibeli di kawasan dekat Seven E.
"I beli air yang seakan-akan arak nak?" tanya suami.
Tapi si istri kekeuh minta arak asli.
"Tak sama," rengekan si wanita.
Sang suami pun mengingatkan istrinya jika minum arak termasuk perilaku yang berdosa.
Sebab arak adalah minuman yang haram bagi umat Islam.
Suami juga berusaha menyadarkan istrinya jika sampai dia minum barang haram itu, maka 40 hari ibadahnya tak akan diterima Allah.
"Setitik 40 hari ibadat tak diterima," kata suami.
Baca Juga: NYELENEH! Bumil Ngidam Rampok Toko Emas dan Terekam CCTV, Profesi Pelaku Tuai Sorotan
Meski dinasihati, tapi istri bak tak menggubrisnya.
"Hmmm masalah besar ni yang," jawabnya.
Tak jelas sebesar apa masalah yang digambarkan si wanita dalam percakapannya.
GridPop.ID (*)
Source | : | Tribun Style,Tribun Sumsel |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar