Kemudian, pemain juga bisa menjalin hubungan fiksi tertentu seperti keluarga, sepasang kekasih, teman, musuh dan lainnya.
Tidak hanya karakter game, para roleplayer juga bebas menirukan tokoh lain seperti selebriti Amerika, Korea Selatan, Idol K-Pop dan figur publik lainnya.
Bisa Menyebabkan Anak Kecanduan
Khusus untuk game roleplay, memang ada sejumlah dampak negatif yang harus diwaspadai, terutama kepada anak-anak.
Call of Duty, Final Fantasy, Ragnarok Online merupakan permainan yang mengandung konten kekerasan, oleh karena itu, ada batasan usia tertentu bagi para pemainnya.
Meski ada pula dampak positif seperti mempertajam pikiran taktis, namun tidak sedikit pula orang yang berubah menjadi kasar dan suka dengan kekerasan.
Terlebih jika diakses oleh anak di bawah usia matang, maka dapat mengganggu mentalitas dan perilaku.
Seseorang yang mengalami adiksi bermain game juga berdampak pada perubahan struktur dan fungsi otak.
Hal itu diungkapkan oleh Praktisi kesehatan jiwa, dr. Kristiana Siste, SpKJ(K) seperti dilansir dari kemkes.go.id, Selasa (20/6/2023).
“Struktur dan fungsi otaknya mengalami perubahan. Jadi, kalau kita lihat otaknya pake MRI, ada perubahan di bagian otak pre-frontal cortex”, tutur dr. Siste.
Gangguan pada bagian otak tersebut mengakibatkan orang yang mengalami suatu ketergantungan atau kecanduan kehilangan beberapa kemampuan/fungsi otaknya, antara lain fungsi atensi (memusatkan perhatian terhadap sesuatu hal), fungsi eksekutif (merencanakan dan melakukan tindakan) dan fungsi inhibisi (kemampuan untuk membatasi).
Baca Juga: Operasi Bariatrik Viral di Tiktok, Kenali Risiko dan Pengertiannya
Source | : | Kompas.tv |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Helna Estalansa |
Komentar