Karyn Eilber, MD, seorang profesor urologi dan ob-gyn dari Cedars-Sinai Hospital, California, mengungkapkan fakta tambahan.
Manfaat minyak kelapa sebagai pelembap dan bermanfaat pada kulit memiliki risiko yang lebih rumit, apalagi jika menyangkut penggunaannya pada Miss V.
"Minyak kelapa punya sifat antimikroba ringan. Potensinya untuk mengganggu bakteri yang hidup di Miss V."
"Itu membuat perempuan rentan mengalami infeksi jamur atau bakterial vaginosis," ungkap Dr. Brighten.
Untuk diketahui, Miss V memiliki mikrobioma sendiri yang secara alami mengandung bakteri dan semacam ragi.
Jika ada kandungan lain termasuk sabun yang pH-nya tidak sesuai, air mani atau pelumas, maka berpotensi mengganggu lingkungan itu dan berisiko infeksi jamur.
Alasan lain minyak kelapa dan produk berbasis minyak lainnya dapat meningkatkan risiko infeksi adalah karena dapat memicu pembentukan biofilm.
Biofilm adalah kumpulan mikroorganisme dan bahan seperti lendir, bakteri, jamur, minyak, sel kekebalan tubuh, dan polisakarida.
"Ini bertindak secara kolektif seperti bungkus plastik untuk menahan dan mencegah sesuatu."
"Itu bisa bermasalah karena dapat memungkinkan bakteri jahat berkembang biak, melindungi mereka agar tidak dibasmi oleh kekebalan tubuh," Demikian ungkap Kim Langdon, MD, ob-gyn yang berbasis di AS.
Alasan ini pula yang menyebabkan infeksi bakterial vaginosis sulit diatasi bahkan dihilangkan.
Source | : | Kompas.com,OpenAI |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Helna Estalansa |
Komentar