GridPop.ID - Publik dikejutkan dengan penyakit antraks yang melanda daerah Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Antraks bukan hanya penyakit menular yang penting diwaspadai oleh masyarakat luas.
Bakteri antraks bisa menghasilkan spora yang dapat bertahan di tanah hingga jangka waktu 60 tahun.
Antraks adalah penyakit menular yang disebabkan olah bakteri bernama Bacillus anthracis.
Bakteri penyebab antraks bisa menghasilkan spora. Nah, spora inilah yang akan menularkan penyakit berbahaya ini.
Untuk diketahui, spora antraks biasanya hidup di tanah, lalu menyebar ke hewan ternak seperti sapi, kambing, domba, atau hewan herbivora lainnya.
Penularan antraks dari hewan ke manusia bisa terjadi ketika mereka melakukan kontak dengan hewan yang sudah terinfeksi, baik kontak langsung atau tak langsung.
Ketika manusia menyentuh permukaan benda yang sudah terkontaminasi spora antraks, mereka juga tertular penyakit tersebut.
Tentang spora antraks
Seperti yang disebutkan sebelumnya, bakteri antraks bisa menghasilkan spora yang menyebarkan penyakit.
Spora ini sangat tahan dalam berbagai cuaca. Spora yang dihasilkan oleh bakteri antraks tersebut bersifat non aktif dan dapat hidup di tanah atau air.
Bahkan, spora tersebut bisa hidup hingga 50 tahun di tanah. Di tanah yang kering, spora antraks bisa bertahan hingga 60 tahun.
Pada hewan yang sudah mati, spora antraks bahkan bisa hidup hingga dua abad atau 200 tahun.
Spora tersebut akan aktif saat memasuki tubuh lalu menyebar dan menghasilkan racun yang memicu penyakit.
Sumber penularan antraks
Antraks menyebar ketika hewan merumput atau berada di area yang telah terkontaminasi spora antraks.
Spora tersebut masuk ke mulut, hidung, atau luka terbuka pada kulit.
Setelah tertelan atau terhirup, organisme menyebar dengan cepat ke seluruh tubuh.
Hewan yang mati akibat antraks harus dibakar dan tidak boleh dikubur begitu saja.
Baca Juga: Syahnaz Getol Bahas Kesetiaan dalam Hubungan, Reaksi Jeje Govinda Jadi Sorotan
Sebab, spora antraks bisa bertahan hingga puluhan tahun lamanya. Selain itu, hujan deras dapat menyebabkan spora yang terkubur jauh di dalam tanah bergerak lebih dekat ke permukaan.
Jika tidak memungkinkan untuk membakar hewan tersebut, bangkai hewan yang mati harus dikubur sedalam mungkin jauh dari permukaan tanah.
Membanjiri padang rumput dengan air yang terkontaminasi atau membuang bangkai yang terinfeksi di sungai atau kolam juga dapat menyebarkan spora antraks.
Untuk pencegahan antraks, hewan ternah juga perlu divaksinasi setidaknya selama 10 tahun setelah kasus antraks terakhir diketahui.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hati-Hati, Spora Antraks Bisa Bertahan di Tanah Hingga 60 Tahun"
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Veronica S |
Editor | : | Veronica S |
Komentar