GridPop.ID - Keperawanan seorang wanita merupakan salah satu hal yang harus dijaga sebelum menikah.
Meski demikian, keperawanan seorang wanita ternyata tak memiliki tanda spesifik.
Sorang pria biasanya menjadikan darah perawan saat mereka berhubungan intim, sebagai bukti jika istrinya masih perawan.
Padahal, tidak selamanya wanita mengalami hal tersebut meski pertama kali melakukannya.
Dengan banyaknya mitos yang menyebar terkait darah keperawanan saat malam pertama, kamu harus tahu tentang kebenarannya.
Dengan mengetahui hal yang benar, tidak akan ada asas praduga pada pasangan kamu tanpa alasan yang tidak masuk akal. Berikut pembahasan lengkapnya!
Beberapa Mitos dan Fakta dari Darah Keperawanan
Dilansir dari laman tribuntimur.com, banyak orang yang percaya bahwa jika setiap wanita yang mengeluarkan darah saat berhubungan intim pertama kali, berarti ia masih perawan.
Padahal, tidak semua orang mengalami hal yang sama. Seseorang yang mengeluarkan darah saat terjadi penetrasi karena robeknya selaput dara.
Faktanya, selaput dara setiap orang sudah memiliki lubang saat melakukan hubungan intim untuk pertama kalinya.
Jika tidak, bagaimana cara menstruasi dapat keluar setiap bulannya? Seseorang yang selaput darahnya tertutup secara keseluruhan, maka ia memiliki selaput dara imperforata.
Wanita yang mengidap gangguan ini harus mendapatkan perawatan berupa operasi.
Lalu, apa saja mitos lainnya yang telah banyak dipercaya oleh orang banyak terkait darah keperawanan hingga hubungan intim? Berikut ulasannya:
Pertama Kali Berhubungan Intim Pasti Sakit
Beberapa orang menunda untuk melakukan hubungan intim pertama kali setelah menikah karena takut akan menyakiti pasangannya.
Selain itu, bisa saja pasangan wanita tersebut sudah membayangkan rasa sakit yang dapat timbul. Padahal, Miss V wanita terbilang elastis, sehingga dapat mengikuti ukuran Mr P saat masuk.
Hal yang paling penting adalah komunikasi yang baik dan pemanasan (foreplay) yang baik agar semuanya terasa mudah.
Perawan Memiliki Selaput Dara yang Utuh
Faktanya, setiap orang memiliki selaput dara yang berbeda-beda bentuknya.
Beberapa wanita dapat mengalami kerusakan pada selaput dara meskipun tidak pernah melakukan hubungan intim.
Salah satu penyebab dari hal tersebut adalah berolahraga. Selain itu, wanita juga dapat mempunyai selaput dara yang utuh meskipun sudah melakukan hubungan intim.
Jika kamu mempunyai pertanyaan terkait hal ini, tanyakan saja pada dokter.
Baca Juga: 6 Waktu Terbaik Lakukan Hubungan Intim Agar Berumah Tangga Makin Berkualitas!
Jangan Percaya pada Tes Keperawanan
Selaput dara yang dimiliki oleh setiap wanita tidak akan hilang meski sudah melakukan hubungan intim untuk pertama kalinya.
Bagian tersebut pun akan terus menjadi bagian dari Miss V selama-lamanya. Meski begitu, beberapa pria tidak percaya jika pasangannya masih perawan, sehingga melakukan tes keperawanan.
Padahal, pernah atau tidaknya seseorang melakukan hubungan intim tidak dapat dibuktikan dengan pemeriksaan ini karena bentuk selaput dara yang berbeda-beda.
Wanita Perawan Memiliki Miss V yang Sempit
Selaput dara yang masih utuh pada setiap wanita memang menimbulkan kecenderungan saat penetrasi dilakukan menjadi lebih sempit.
Padahal, bukan hanya itu saja yang dapat menyebabkan bagian intim wanita lebih sempit saat berhubungan intim.
Hal lainnya yang dapat menimbulkan perasaan tersebut adalah terjadinya kontraksi pada otot pelvis yang dapat memengaruhi penetrasi.
Keperawanan dapat dilihat dari hymen
Melansir dari laman kompas.com, Spesialis Obgyn sekaligus Dekan Fakultas Kedokteran Uhamka, Wawang Sukarya menjelaskan, keperawanan tidak dapat ditentukan dari bentuk wajah atau mata seperti wajah sayu, pucat, dan sebagainya.
Menurut Wawang, penentuan perawan atau tidaknya perempuan dilakukan oleh dokter, khususnya dokter spesialis kandungan atau Obgyn.
Baca Juga: Tips Memilih Lingerie untuk Menggoda Paksu, Hindari Pemilihan Warna Ini
Wawang melanjutkan, pemeriksaan keperawanan dapat dilakukan dengan melihat kondisi dari hymen atau selaput dara.
Hymen sendiri merupakan lipatan membran yang menutup sebagian luar saluran reproduksi perempuan atau vagina.
"Dengan pemeriksaan dapat ditentukan hymen-nya (selaput dara) masih utuh atau sudah robek. Kalau sudah robek, lukanya baru atau lama," kata Wawang kepada kompas.com, Jumat (26/5/2023)
Namun, selaput dara yang robek pun tidak serta-merta menandakan perempuan tersebut sudah tidak perawan.
Sebab menurut Wawang, rusaknya selaput dara juga dapat terjadi karena terbentur benda tumpul.
"Tapi belum tentu (rusaknya hymen) karena hubungan intim, bisa juga karena terbentur benda tumpul, atau sering masturbasi," jelasnya. GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,TribunTimur |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar