Saya yakin tingkat udaranya masih terjaga. Pohon masih banyak. Tapi jika memang ada survei yang mengatakan kualitas udara buruk. Ya kita akan cari tahu penyebabnya. Nanti kita akan diskusikan pada mereka yang mengerti,” paparnya Mahayastra.
Ia juga memaparkan pihaknya akan memasitkan penyebab kualitas udara di Ubud dikatakan tidak sehat.
“Jika tidak ada industri. Tentu, sumbernya adalah kendaraan. Tapi kan, di sana jalannya kecil-kecil. Tapi kalau bicara jumlah mobil, paling banyak di Denpasar sebenarnya.
Karena di Denpasar, jalannya besar-besar. Nanti kita akan cari tahu kenapa kualitas udara Ubud bisa dikatakan tidak sehat. Setelah kita tahu, baru kita akan carikan solusinya," tandas Mahayastra.
Kualitas Udara di Jakarta
Mengutip laman IQAir, Senin (14/8/2023) hingga pukul 10.20 WIB, Jakarta berada di urutan ketiga sebagai kota paling berpolusi di dunia.
Kualitas udara di Jakarta masuk kategori tidak sehat.
"Konsentrasi PM 2.5 di Jakarta saat ini 11,8 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO," demikian keterangan laman IQAir.
Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti Nirwono Yoga menilai 75 persen polusi udara disumbang dari sektor transportasi.
Saat ini mayoritas warga menggunakan kendaraan pribadi.
Pengguna transportasi publik, kata dia, hanya 10 persen.
"Sementara 90 persennya pengguna kendaraan pribadi dengan komposisi pengendara motor 21 juta, dan pengendara mobil 4 juta setiap harinya," tutur Nirwono dilansir dari Kompas.com.
"Jadi sektor transportasi yang harus dibenahi total, di samping transformasi hijau PLTU atau batu bara di Muara Angke dan sekitar Jakarta ke energi baru terbarukan," lanjut dia.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun-Bali.com |
Penulis | : | Andriana Oky |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar