GridPop.ID - Berapa kali sebaiknya melakukan hubungan intim saat hamil untuk mendorong persalinan?
Sebagaimana diketahui bahwa hubungan intim merupakan salah satu cara merangsang kontraksi agar bayi cepat lahir atau mendorong persalinan.
Mengutip Tribun Medan, Dokter Boyke memaparkan bahwa hubungan intim saat hamil bagus untuk kehamilan.
Tapi dengan syarat bahwa istri bahagia melakukan hal tersebut.
"Yang namanya hubungan seks yang membahagiakan itu pasti baguslah untuk kehamilan, karena apa?
Karena si istri kan merasa senang, jadi kehamilannya secara psikologis, dia akan merasa lebih santai, dia jadi wanita yang ngerasa di hargai," kata dr Boyke dikutip Tribunmedan.com dari kanal YouTube Official NET News, Senin (26/12/2022).
Tapi sebelum itu, sebaiknya pasutri harus berkonsultasi dengan dokter terkait kondisi aman atau tidaknya berhubungan badan saat hamil.
Lantas bagaimana dengan frekuensi hubungan intim saat hamil?
Melansir Kompas Health, aktivitas seksual terutama penetrasi selama kehamilan dapat dilakukan jika ibu hamil sedang dalam kondisi sehat dan dengan posisi aman.
Frekuensi Hubungan Intim untuk Mendorong Persalinan
Dokter spesialis kandungan dr. Bima Suryantara, Sp.OG (K) menyatakan, hubungan suami istri dapat dilakukan kapan saja, mulai dari trimester pertama hingga trimester ketiga atau mendekati hari perkiraan lahir (HPL).
Baca Juga: Termasuk Keseringan Ajak Pasangan Hubungan Intim? Berikut Tanda-tanda Seseorang Menderita Hiperseks
Tapi, pasutri tidak dianjurkan berhubungan intim jika kondisi kehamilan tertentu seperti plasenta previa atau letak ari-ari bayi di bagian bawah rahim.
Sebab kondisi tersebut akan memicu pendarahan yang mengancam janin dan ibu hamil.
"Sebenarnya hubungan suami istri boleh dilakukan kapan saja di setiap usia kehamilan, kecuali dengan alasan tertentu misalkan plasenta previa, ya jangan," ujar dokter Bima pada acara Parents Preparation Class yang digelar Havi CarexNgobrol Sehat di Solo, Minggu (20/8/2023).
Adapun manfaat hubungan badan selama kehamilan terutama mendekati HPL adalah menjadi salah satu faktor pemicu kontraksi.
Vagina akan menyempit dan berkontraksi saat ada penetrasi.
Karena hal tersebut, rahim ibu hamil juga akan ikut berkontraksi.
Terkait frekuensi hubungan intim, ia mengatakan bahwa tak ada patokan tertentu.
"Frekuensinya tidak ada acuan yang pasti.
Mau tiap hari, mau dua kali sehari, mau dua hari sekali, tidak ada acuan pasti," tutur dokter kandungan yang bepraktik di RS JIH Solo tersebut.
Hal yang perlu dilakukan yakni memilih posisi hubungan intim yang benar agar tak menekan perut ibu hamil.
Para suami juga perlu mengamati ekspresi istri apakah tampak menahan nyeri atau rasa sakit akibat hubungan seksual.
GridPop.ID (*)
Source | : | Tribun Medan,Kompas Health |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar