"Karena berat, jadi melakukannya harus dengan tensi yang tinggi, jantung juga lebih berdebar-debar. Itu yang membuat risiko meningkat," kata dr Fanny.
Mengurangi risiko
Sementara itu, Spesialis Bedah Saraf Dr.dr. Setyo Widi Nugroho, Sp.BS(K) mengatakan, hal pertama yang perlu diperhatikan justru kondisi psikologis pasien.
Tak jarang, pasien stroke mengalami depresi dan kehilangan keinginan berhubungan intim karena ketakutan akan penyakitnya.
"Yang pertama harus diperhatikan biasanya post stroke syndrom, salah satunya depresi," kata Dr. Widi.
Namun, di samping itu, Dr. Widi menyoroti dua hal, yakni pentingnya menjaga tekanan darah tetap terkontrol dan mengatasi jika ada penyakit pembuluh darah yang terjadi.
"Jika kelainan-kelainan, misalnya aneurisma, sudah dilakukan operasi, diambil penyakitnya, artinya faktor risikonya juga sudah hilang," ucapnya.
Oleh karena itu, Spesialis Saraf dr. Herianto, Sp.S menganjurkan agar pasien mempersiapkan stamina dan menjaga tekanan darah tetap stabil terlebih dahulu sebelum berhubungan intim.
"Jangan melakukan aktivitas seksual ketika, misalnya, ternyata tensinya lagi 200, kalau bisa turunkan dulu," kata dr. Heri. Dr.
Heri juga mengingatkan untuk selalu memeriksakan lima hal penting, yakni tekanan darah, kadar gula darah, kadar lemak, lingkar perut, dan Indeks Massa Tubuh (BMI), agar siap setiap saat jika ingin berhubungan intim.
Penyebab Stroke
Source | : | Kompas.com,tribunkesehatan |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar