"Kalau usia balita, batita, kita enggak tahu lho. Misalnya dia di boks sendiri, tapi satu kamar sama orangtua. Kita enggak tahu dia dalam keadaan bangun atau enggak."
"Jadi please, orangtua kalau mau melakukan hubungan intim jangan pas ada anak di dalam kamar," tegasnya.
Usia Berapa Anak Perlu Mendapatkan Pendidikan Seks?
Pendidikan seks bisa diawali dengan mengenalkan alat kelamin dan fungsinya kepada anak.
Di usia 16-18 bulan, orangtua dianjurkan untuk mengenalkan alat kelamin kepada anak sebagai salah satu anggota tubuh.
Di usia 2-3 tahun anak bisa mulai dikenalkan dengan gender laki-laki dan perempuan, dan bagaimana keduanya memiliki perbedaan.
Baca Juga: Ramai Disebut Bikin Keguguran, Apakah Boleh Lakukan Hubungan Intim saat Hamil Muda?
"Kasih tahu (kalau anak perempuan) itu namanya vagina, kalau laki-laki penis.
Itu enggak boleh dipegang dan dilihat sembarang orang dan itu penanda kamu perempuan atau laki-laki," ungkap Ketua Satgas Perlindungan Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Eva Devita Harmoniati, Sp.A(K) dalam Instagram Live bersama IDAI, Selasa (18/8/2020).
Sedangkan setelah memasuki usia sekolah, beberapa anak mulai melontarkan pertanyaan-pertanyaan kritis, misalnya tentang mengapa ada bayi di perut ibu. Jelaskan dengan bahasa sederhana yang mudah dipahami anak.
"Dari situ bisa mulai di edukasi seks, sedini itu. Tapi kalau tidak ada pertanyaan kritis ke arah sana, kita bisa kenalkan di usia pubertas," ucap dr. Eva.
Di usia remaja, anak mulai lebih bebas mengakses internet. Sebagian anak mulai bisa mengakses konten pornografi.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Andriana Oky |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar