Pernyataan senada diungkap Korwil Pendidikan dan Kebudayaan kecamatan Situbondo, Ririn Yunaini.
Pihaknya mengapresiasi langkah tanggan dan cepat dari pihak sekolah.
"Kami sepakat tidak ada yang boleh disalahkan, terutama anak, orangtua dan guru yang harus saama sama mengajari anak tentang nilai positif dan negatifnya.
Yang terpenting kita selalu memberikan pendampingan terhadap anak didik kita semuanya," kata Ririn.
Lebih lanjut, Ririn berharap agar para orang tua korban menyempatkan waktu bagi anaknya meski hanya sebentar.
Sehingga para orang tua tersebut bisa menjadi tempat curhat bagi anaknya.
"Tugas guru agar jangan lepas kontrol, bahkan jika perlu dilakukan sidak setiap minggu,
Ya mohon maaf apabila ada yang diamankan oleh pihak sekolah, nantinnya akan disampaikan kepada wali murid, begitu sebaliknya jika ada temuan di rumah agar orang tua jangan segan untuk disampaikan kepada pihak sekolah," harapnya.
Kata Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Situbondo
Mengutip Kompas.com, Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Situbondo Supiono menyatakan telah menerima informasi fenomena tersebut.
"Iya sebenarnya kasus melukai tangan sendiri itu dulu sering dilakukan anak SMP atau SMA yang patah hati, fenomena lama dulu itu, tetapi sekarang ini anak SD akibat terpengaruh trending di TikTok," kata Supiono ketika dihubungi Kompas.com Selasa (3/10/2023).
Baca Juga: Istilah Social Battery Viral di TikTok, Apa Artinya?
Supiono berujar bahwa Pemkab tidak mengaggap remeh fenomena ini.
"Iya sudah kami keluarkan SE, intinya imbauan untuk semua tidak boleh melakukan demikian, guru lebih memperhatikan murid," katanya.
Dinas Pendidikan Kabupaten Situbondo juga telah berkoordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Situbondo.
Pihaknya berharap ada penanganan dari sisi psikologis kepada siswa supaya tidak melakukannya kembali.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Medan |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar