Guna menutupi perasaan tak aman tersebut, ia akan berusaha keras menunjukkan keperkasaan di atas ranjang sebagai satu-satunya kelebihan yang dimiliki.
Atau sebaliknya, membangun "pertahanan" dengan kecurigaan berlebih, semisal mencurigai pasangan ada main dengan orang lain, tapi ia tetap menuntut aktivitas berintim-intim lebih sering dari biasanya.
Penyebab lain, aktivitas berintim-intim dijadikan satu-satunya cara berkomunikasi hanya karena merasa tak mampu membuka diri atau menjalin komunikasi dengan baik.
Bisa juga lantaran terbiasa memanfaatkan aktivitas seks sebagai pelepas ketegangan, seperti yang sering terjadi pada pekerja-pekerja yang bidang pekerjaannya dirasa memiliki tingkat stres amat tinggi, semisal supir-supir truk.
Atau, lantaran tak terpenuhinya keinginan/harapan seksual yang bersangkutan.
Ketidakpuasan atau bahkan ketiadaan aktivitas yang satu ini kemudian menimbulkan masalah-masalah psikologis, seperti gelisah terus-menerus, susah tidur, dan cenderung marah-marah tanpa sebab.
Ketidakjelasan kondisi psikis ini akan menyeretnya untuk terus mencari dan mencari kepuasan seks.
Akan tetapi, upaya pencarian akan pemenuhan kebutuhan seksual tersebut kerap ditempuh lewat jalur-jalur negatif, semisal dengan "jajan" atau malah selingkuh.
Hingga, kondisi ini kemudian memunculkan ciri hiperseks selanjutnya, yaitu promiscuity atau kecenderungan berganti-ganti pasangan.
Penyebab Hiperseks
Melansir Mayo Clinic via Kompas Health, sejumlah kondisi berikut ini dapat menjadi penyebab hiperseks, yakni:
Baca Juga: Suami Minta Lakukan Hubungan Intim Setiap Hari Tak Serta Merta Tanda Hiperseks, Kok Bisa?
- Ketidakseimbangan kimiawi otak, seperti serotonin, depamin, dan norepinephrine, yang berguna untuk mengatur suasana hati sehingga jumlah yang berlebihan bisa memicu perilaku seksual kompulsif
- Kecanduan untuk melakukan perilaku seksual kompulsif sehingga memicu perubahan jaringan saraf otak dan membuat penderitanya memiliki kecenderungan untuk mengonsumsi konten seksual dan melakukan stimulasi agar mendapatkan kepuasan
- Memiliki penyakit atau gangguan kesehatan, seperti epilepsi dan demensia, yang akan merusak bagian otak sehingga menyebabkan perilaku seksual kompulsif
GridPop.ID (*)
Source | : | Grid.ID,Kompas Health |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar