Walau sudah tua renta, ia biasanya membuat seluruh dagangannya seorang diri.
Dagangan tersebut kemudian dijualnya mulai sore hingga larut malam.
Terkadang, karena fisiknya yang sudah lemah Mbah Sri terpaksa beristirahat di pinggir jalan.
Walau begitu, semangat Mbah Sri tidak pernah surut dimakan usia.
Meski keadaannya pas-pasan, Mbah Sri selalu pasrah dengan yang Maha Kuasa.
Bahkan Mbah Sri juga selalu bermurah hati dengan sesama.
Pernah suatu ketika, dagangan Mbah Sri belum habis terjual padahal waktu sudah cukup larut malam.
Mbah Sri kemudian malah membeli dagangan oranglain karena alasan kasihan.
Sebab, pedagangnya berjualan sambil membawa seorang anak sejak pagi.
Kata Mbah Sri, suami ibu pedagang itu penghasilannya tidak menentu.
Bahkan untuk keperluan popok anaknya, seringkali tak terbeli.
Source | : | Tribunnewsmaker.com |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Helna Estalansa |
Komentar