GridPop.ID - Kecanduan seks, adalah kondisi psikologis di mana seseorang merasa tidak dapat mengendalikan hasrat atau perilaku seksual mereka.
Dan tanpa disadari perilaku seksual tersebut menjadi mengganggu atau merugikan kehidupan mereka secara signifikan.
Kecanduan seks seringkali melibatkan pemikiran yang obsesif tentang seks, impuls yang kuat untuk terlibat dalam aktivitas seksual.
Gejala kecanduan seks yang harus segera diobati
Orang yang kecanduan seks seringkali mengabaikan konsekuensi negatif yang mungkin terjadi akibat perilaku seksual yang berlebihan tersebut.
Melansir Kompas.com, Kathryn A. Cunningham, PhD, direktur Center for Addiction Research di University of Texas Medical Branch kepada Everyday Health, menyebutkan ada 5 tanda kecanduan seks yang harus diketahui dan sebaiknya segera ditangani.
Pada beberapa kasus, ada orang yang tetap merasa tak puas meski sudah melakukan penetrasi ditambah masturbasi.
Baca Juga: Bikin Miss V Bengkak, Ini 4 Dampak Negatif Terlalu Sering Berhubungan Intim
Seseorang dengan kecanduan seksual, punya kecenderungan untuk selingkuh karena merasa butuh orang lain untuk menyalurkan hasrat seksual.
Seseorang terlibat dalam telepon seks berbayar, kecanduan film porno, berhubungan seksual dengan PSK, hingga eksibisionisme atau tindakan mengekspos alat kelamin mereke ke orang lain dan merasa sangat bersemangat saat melakukannya.
Dalam hal ini, seks mendominasi kehidupan individu hingga mengesampingkan kegiatan lain. Orang dengan tanda ini biasanya akan merasa rapuh apabila hasrat seksualnya tidak terpenuhi.
Dalam kasus ekstrem, orang tersebut terlibat dalam kegiatan kriminal, termasuk menguntit, pemerkosaan, inses, atau pelecehan anak.
Perilaku hiperseks
Hiperseks memiliki gejala yang mirip dengan orang yang kecanduan seks.
Mengutip Tribun Medan, Seksolog Zoya Amirin menjelaskan, perilaku hiperseksual tak bisa dilihat dari seberapa banyak seks dilakukan dalam satu hari.
Baca Juga: 5 Jenis Rempah-rempah yang Ampuh Bikin Hubungan Intim Semakin Membara
Menurutnya, semua ini tergantung mood, kondisi psikologis dan fisik seseorang.
Dokter estetik dan seksolog, Haekal Anshari mengatakan bahwa seberapa banyak seks dilakukan tak bisa menjadi tolak ukur untuk melihat seseorang terkena hiperseks atau tidak.
Hiperseks, menurutnya bisa terjadi pada seseorang jika orang tersebut sulit menahan diri melakuan hubungan seksual.
Dalam artian menurutnya tidak bisa melihat tempat, kondisi, waktu hingga keadaan pasangan.
"Yang dicari oleh pengidap hiperseks hanya kenikmatan saja, jadi dia bisa melampiaskan hasrat seksnya bahkan kepada orang lain tanpa ikatan emosional. jadi seperti kecanduan," tegas Haekal.
Dia juga menambahkan, orang yang mengidap hiperseksual disebut tidak akan meminta sexual consent pada pasangannya.
"Kalau hasrat seksnya tidak terpenuhi dia akan stres dan depresi," pungkasnya.
GridPop.ID (*)
Baca Juga: Beritahu Paksu saat Sedang Bergairah, Ini 5 Tips Sederhana Memulai Hubungan Intim dari Para Ahli
Sebagian artikel ini menggunakan ChatGpt (AI)
Source | : | Kompas.com,Tribun Medan |
Penulis | : | Andriana Oky |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar