GridPop.ID - Hubungan intim dilakukan untuk mencapai kenikmatan bersama pasangan.
Hubungan intim tak hanya menyisakan memori kebahagiaan, tapi terkadang juga membuat tempat yang asalnya rapi, menjadi berantakan disertai noda-noda yang membekas.
Melansir dari laman kompas.com, Mary Gagliardi (pakar binatu sekaligus in-house cleaning Clorox), Patrick Janis (VP safety and compliance di Aftermath trauma cleaning and buohazard removal), dan Ben Soreff (House to Home Organizing) memaparkan tips tentang hal ini:
1. Sperma
Hindari sperma bercampur terlalu lama dengan benda-benda yang mengandung pemutih.
Sebab, Soreff menjelaskan, sperma kaya akan protein dan pemutih bisa mengubah noda protein menjadi warna kekuningan.
Soreff juga menjelaskan, sperma yang belum mengering lebih mudah dibersihkan.
Ia menyarankan, penggunaan pembersih dengan kandungan enzim. Lakukan ini sebelum mencuci kain tersebut masuk ke mesin cuci.
Namun, untuk noda sperma yang sudah mengering, Soreff merekomendasikan penggunaan cuka dan baking powder atau hidrogen peroksida.
Kandungan tersebut berguna untuk mencairkan noda, dan "penyedot" kotoran.
Tapi ingat, jangan campurkan bahan itu semua, gunakan cukup salah satu. Jika sudah dibersihkan, barulah kita bisa mencucinya di mesin cuci.
Baca Juga: Disoraki Warga, Pasangan Guru Mesum Terciduk Berbuat Asusila di Rumah Kosong
2. Cairan vagina, urin, dan keringat
Cara menghilangkan noda-noda berbeda ini cukup menggunakan satu cara yang sama.
Janis menyarankankan penggunaan tiga persen hidrogen peroksida pada noda.
Kemudian keluarkan noda tersebut sebanyak yang kita bisa, sebelum menaruh kain ke dalam mesin cuci.
Jangan gunakan air panas, hingga kita memastikan telah mengeluarkan noda tersebut sebanyak yang kita bisa.
Sebab, panas bisa membuat noda semakin menempel.
Sementara, Gagliardi mengaku selalu merekomendasikan pembersihan dengan air dingin sebelum perawatan dilakukan.
Hal tersebut berguna untuk menghindari noda tersebut menempel secara permanen.
Setelah perawatan tahap awal dilakukan, barulah bisa digunakan air yang lebih hangat.
3. Feses
Melansir dari laman tribunseleb.com, hal pertama yang harus dilakukan, adalah membersihkan kotoran solid dengan air dingin.
Baca Juga: Bisa Cerdaskan Keturunan dan Jadi Pahala, Ini Waktu Hubungan Intim dalam Agama Islam yang Dianjurkan
Kemudian, Gagliardi menyarankan untuk membersihkan bagian kain yang bersih dengan air panas ditambah dengan setengah gelas pemutih. Setelah selesai, keringan dan lihat hasilnya.
Seharusnya, noda sudah tak lagi terlihat. Namun, jika masih terlihat kita bisa mengulangi tahapan sebelumnya. Untuk bahan kain yang tidak bisa diberi pemutih, kita bisa menggunakan deterjen yang mengandung enzim.
Pada pendahuluan, bubuhkan deterjen pada noda, gosok perlahan dan tunggu 5-10 menit.
Namun, jangan biarkan deterjen kering sepenuhnya dan meresap ke dalam kain.
Kemudian, bilas dengan air panas dan penghapus noda yang aman untuk kain berwarna.
Keringkan, dan lihat apakah kita perlu mengulangi tahapan itu kembali atau tidak.
4. Darah
Gagliardi menjelaskan, cara terbaik untuk menghilangkan noda darah adalah membersihkannya dengan air dingin, untuk mengeluarkan darah sebanyak mungkin. Air dingin mutlak digunakan.
Sebab, banyak kesalahan persepsi di masyarakat bahwa air panas bisa membersihkan.
Padahal, air panas bisa membuat noda menjadi awet. Aplikasikan cairan penghapus noda pada dua bagian kain.
Tunggu sekitar 10 menit dan bilas dengan air dingin. Jika darahnya masih segar, ulangi lagi proses tadi dan terakhir, bilas dengan air hangat menggunakan deterjen.
Baca Juga: Ciri Hubungan Intim Tak Sehat, Pasangan Suami Istri Perlu Waspada Jika Alami Deretan Hal Ini
Gagliardi menambahkan, penting untuk melakukan pre-treatment pada noda bekas darah.
Cobalah membersihkannya dan membilas berkali-kali sebelum mencucinya.
5. Pelumas
Membersihkan noda semacam ini akan sangat bergantung pada jenis pelumas yang digunakan.
Janis mengatakan, untuk pelumas berbasis minyak dan air, pencucian normal dengan deterjen atau sabun cuci piring bersama air dingin bisa efektif.
Lain halnya untuk pelumas berbasis silikon. Silikon bersifat menolak air, sehingga kita butuh pre-treatment untuk menghilangkan noda tersebut pada kain yang kering.
Untuk melakukannya, bubuhkan deterjen cair pada noda dan gosok.
Tunggu sekitar 10 menit, kemudian cuci di mesin cuci dengan air panas menggunakan deterjen dan zat aditif lainnya yang dibutuhkan untuk membersihkan kain spesifik.
Janis menambahkan, cairan surfaktan yang kuat juga bisa membantu membersihkan noda pelumas berbasis silikon.
Apa pun tahapannya, Janis mengingatkan, untuk tidak mengeringkan kain tersebut dengan panas (pengering rambut atau pengering pakaian), hingga kita yakin betul noda tersebut telah hilang.
6. Untuk lingerie atau bahan-bahan yang harus dicuci dengan tangan
Baca Juga: Ukuran Mr P Mungil Tak Jadi Masalah, Hubungan Intim Bakal Hot Jika Pasutri Terapkan Tips Ini
Gagliardi menjelaskan, untuk bahan-bahan seperti sutra, ia menyarankan treatment serupa di atas.
Bersihkan dengan air dingin, kemudian kucek bersama air hangat dan deterjen atau pembersih yang direkomendasikan.
7. Noda pada kain pelapis atau furnitur
Cairan dari tubuh mengandung protein. Noda seperti itu menurut Gagliardi dapat dibersihkan menggunakan bahan seperti cairan pembersih noda urin, yang juga aman untuk benda seperti kain pelapis dan karpet.
Pembersih tersebut mengandung hidrogen peroksida yang efektif membersihkan noda protein.
Keluarkan noda tersebut sebanyak yang kita bisa dengan kain kering.
Kemudian semprotkan cairan ke noda dan tunggu tiga menit. Lap dengan kain basah.
8. Bau
Janis mengatakan, meskipun bau setelah berhubungan intim seolah ada pada udara, namun sumbernya adalah tempat tidur.
Ia menyarankan dua tahapan untuk menghapus segala bau.
Pertama, campurkan beberapa tetes cairan pembersih piring ke dalam tiga persen hidrogen peroksida dan semprotkan ke tempat tidur.
Saat masih basah, percikkan tempat tidur dengan baking soda. Setelah kering, gunakan mesin penyedot untuk membersihkan baking soda tersebut dan bau apa pun hilang dari tempat tidurmu.
GridPop.ID (*)
Source | : | kompas |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar