Awal mula penggunaan semicolon sebagai tanda perlawanan terhadap gangguan mental dimulai oleh Amy Bleuel, seorang wanita asal Amerika Serikat.
Pada tahun 2013, Amy mempopulerkan simbol semicolon melalui tato yang ditempatkan di pergelangan tangannya.
Pada saat itu, Amy sedang berjuang dengan depresi setelah kehilangan ayahnya yang bunuh diri.
Dengan semicolon, Amy ingin menyampaikan bahwa hidupnya seperti kalimat yang belum selesai.
Dari situlah lahir Semicolon Project, sebuah gerakan yang mengedepankan pentingnya melawan depresi dan penyakit mental.
Motto mereka, "Sebuah titik koma digunakan ketika seorang penulis bisa saja memilih untuk mengakhiri kalimat mereka, tetapi mereka memilih untuk tidak mengakhirinya. Penulisnya itu adalah kalian sendiri dan kalimat tersebut adalah hidup kalian."
Simbol semicolon tidak hanya terbatas pada tato; sekarang ini, dapat ditemui dalam berbagai bentuk seperti gambar di media sosial atau digambarkan pada tubuh melalui aplikasi pengeditan foto.
Mengapa Semicolon Penting dalam Kesehatan Mental?
Semicolon Project menjadi lambang perjuangan melawan gangguan kesehatan mental.
Dengan mengukir tanda semicolon, individu yang mengalami gangguan mental diingatkan untuk bertahan dan mempertimbangkan kehidupan mereka ketika muncul keinginan untuk bunuh diri.
Dalam situasi di mana fenomena bunuh diri merajalela, kesehatan mental menjadi perhatian utama.
Baca Juga: Arti Kata Family Man yang Viral di TikTok, Ternyata Berkaitan dengan 6 Peran Pria dalam Keluarga
Sayangnya, di Indonesia, masyarakat belum sepenuhnya terbuka terhadap pentingnya perawatan kesehatan mental.
Semicolon, sebagai simbol sederhana, memberikan pengingat bahwa kesehatan mental itu penting.
Dengan menggambarkan tanda semicolon, individu menyatakan bahwa mereka memilih untuk menunda 'akhir kalimat' mereka dan melanjutkan hidup dengan semangat baru.
Jika simbol sederhana ini dapat memberikan harapan hidup seseorang, dukungan dari keluarga dan teman-teman terdekat akan semakin menguatkan.
Kesehatan mental bukanlah hal sepele, dan semicolon hadir sebagai pengingat bahwa kita tidak sendiri dalam perjuangan ini.
Baca Juga: Anaknya Jadi Pelakor, Ibu Karyawati yang Selingkuh dengan Bos Minta Hal Ini pada Istri Sah
(*)
Source | : | TribunTrends.com |
Penulis | : | Helna Estalansa |
Editor | : | Helna Estalansa |
Komentar