"Yang kami dapat hanya beberapa video yang direkam minggu lalu. Sebelumnya sudah pernah beberapa kali direkam juga, jadi keponakan saya ini dipaksa untuk mendesah."
"Terus ada juga dia dipaksa untuk memegang-megang dadanya, semua itu direkam dan disebarkan oleh teman-temannya ini," papar Andi (4/12/2023).
Andi melanjutkan bahwa keluarga mereka telah melaporkan kejadian ini ke Mapolresta Bandar Lampung.
Di sisi lain, Humas SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung, Oktaviani Delasani, memberikan pernyataan yang mengejutkan.
Meskipun siswa SMA tersebut mengalami depresi dan trauma berat, Oktaviani Delasani lebih memilih untuk percaya pada pernyataan para pelaku.
Oktaviani Delasani menyatakan bahwa tidak ada tindakan perundungan yang terjadi di lingkungan sekolah.
"Anak yang diduga sebagai pelaku ini cuma bilang, 'Si korban minta tolong saya videoin dia pakai bahasa Korea'," kata CP.
"Terjadilah dia di-videoin, mungkin namanya anak-anak jahil, 'Ngomongnya agak didesah-desahin'."
"Tapi mereka tidak pernah (mem-bully), karena korban ini dekat dengan anak-anak laki itu. Tidak ada (bully)," tambahnya.
Bentuk Bullying
Baca Juga: Kembali Terjadi! Bocah SMP Lakukan Perundungan ke Teman, Penyebab di Baliknya Hanya karena Foto
Melansir dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang dikutip dari Kompas.com, berikut ini adalah enam bentuk bullying yang harus diwaspadai:
Dampak Bullying terhadap Kesehatan Mental Anak
Mengutip dari Kompas.com, bullying tidak hanya berdampak pada aspek fisik yang terlihat secara langsung, seperti luka, memar, dan perdarahan.
Bullying juga memiliki dampak yang luas pada kesehatan mental anak-anak.
Anak yang menjadi korban bullying sering mengalami penurunan harga diri, suasana hati yang cenderung negatif dan cemas, kesulitan mempertahankan konsentrasi, serta munculnya berbagai gejala psikosomatis seperti sakit perut atau sakit kepala.
Selain itu, anak-anak ini juga mungkin mengalami kesulitan tidur, gangguan pola makan, risiko tinggi terhadap depresi, dan bahkan dapat meningkatkan potensi risiko bunuh diri.
Semua dampak ini memberikan beban yang signifikan pada kesejahteraan anak, memengaruhi perkembangan sosial, emosional, dan psikologis mereka secara menyeluruh.
(*)
Source | : | Kompas.com,TribunJatim.com |
Penulis | : | Helna Estalansa |
Editor | : | Helna Estalansa |
Komentar