“Saya prihatin melihat banyak anak-anak yang putus sekolah saat itu,” kata dia, kepada Kompas.com, saat ditemui di rumahnya, di Dusun Manggis, Desa Sukorambi, Jumat (28/8/2020).
Saat lulus dari Universitas Islam Jember, Nur Fadli menjadi guru di daerah sekitar rumahnya pada tahun 2000 silam.
Pengalaman menjadi guru membuat hatinya terenyuh melihat rendahnya tingkat pendidikan anak-anak desa. Bahkan, banyak yang langsung menikah di usia dini.
“Mereka tidak sekolah karena terkendala biaya,” ujar dia.
Selain itu, untuk pergi ke sekolah, jaraknya cukup jauh. Akhirnya, Nur Fadli mencoba merintis lembaga pendidikan di daerah pelosok tersebut.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,TribunJabar.id |
Penulis | : | Andriana Oky |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar