GridPop.ID - Sera, anak korban mutilasi Ni Made Sutarini (55) syok mendengar ibunya tewas ditangan ayahnya sendiri.
Diketahui, JM (60) alias James Lodewyk Tomatala dengan tega membunuh dan mutilasi istrinya Ni Made Sutarini (55) hingga menjadi 10 bagian.
Peristiwa ini terjadi di Malang.
Sera sendiri sedang bekerja di Singapura dan langsung terbang pulang ke Indonesia setelah mendengar kabar meninggalnya sang ibu.
Setelah kasus tersebut terungkap, pihak penyidik menghubungi keluarga korban guna memberikan informasi pilu tersebut, termasuk anak-anak korban sekaligus pelaku.
Dihubungi keluarganya atas kasus pembunuhan tersebut, anak kandung korban sekaligus pelaku segera bereaksi.
Salah satu anak korban, Sera tampak syok atas kabar bahwa sang ibu meninggal dunia di tangan ayahnya.
Tengah bekerja di Singapura, Sera pun segera terbang ke Indonesia.
Kepada sahabatnya, Sera mengurai curhatan sedihnya atas kasus pembunuhan yang menimpa sang ibu.
"Anaknya yg cewek temenku kerja di NH Singapore.. Ini otw balik ke Indo masih delayed flight nya.
(Anak korban) shock banget. Dia waktu kerja dapt telfon dari keluarganya," kata Melia dikutip TribunnewsBogor.com dari kolom komentar unggahan info malangan di Instagram, Selasa (2/1/2024).
Motif Pelaku
Melansir dari laman tribuntrends.com, pelaku James Lodewyk Tomatala yang juga suami korban sendiri langsung mengakui perbuatannya.
Terkait pengakuan James, Kapolsek Blimbing Malang Kota Kompol Panjaitan mengungkap sederet fakta.
Dalam tayangan Tv One News hari ini, Selasa (2/1/2024), Kompol Panjaitan membagikan kabar terbaru dari kasus suami membunuh istri di Malang Kota tersebut.
Diungkap pihak kepolisian, kasus tersebut sejatinya telah terkuak nyaris seluruhnya.
Kini penyidik tengah menanti keputusan keluarga korban agar jenazah korban bisa diautopsi lebih lanjut.
"Sebetulnya kasus ini sudah terang, kita tinggal menunggu persetujuan dari ahli waris untuk melakukan autopsi,"
Kepada pihak kepolisian, James bla-blakan mengurai motifnya melakukan pembunuhan terhadap sang istri.
Diakui James, ia sakit hati dengan Ni Made Sutarini.
"Motif pelaku adalah karena sakit hati," pungkas Kompol Panjaitan.
Bukan tanpa alasan, James mengaku kesal dengan sang istri karena telah pergi dari rumah sejak lima bulan lalu.
Kegusaran James semakin besar tatkala mengetahui istrinya pergi dari rumah sembari membawa uang pensiunnya.
"Sejak tanggal 5 Juli 2023 korban meninggalkan rumah dengan membawa sejumlah uang pensiun kurang lebih Rp1,4 juta," kata Kompol Panjaitan.
Alhasil pria yang berprofesi sebagai pensiunan BUMN itu pun merancang perbuatan kejamnya terhadap sang istri.
Yakni pelaku sempat menjemput istrinya sebelum melakukan aksi pembunuhan.
"Tanggal 28 Desember pelaku dapat informasi bahwa sang istri mengikuti acara di salah satu kota di Malang, pelaku menjemput istrinya," imbuh Kompol Panjaitan.
Aksi pembunuhannya yang dilakukan James pertama kali terkuak akibat ulahnya sendiri.
Di hari Minggu setelah membunuh sang istri, James sempat minta bantuan pihak RT untuk mengangkat jenazah Ni Made Sutarini.
"Awalnya pelaku tidak mau melaporkan karena waktu itu yang bersangkutan saat memutilasi itu kesulitan mengangkat badan korban.
Sehingga pelaku menghubungi RT di lingkungannya untuk membantu," ujar Kompol Panjaitan.
Namun saat tahu dirinya diminta tolong mengangkat mayat, warga pun kabur.
"RT bertanya 'mengangkat apa?'. Pelaku hanya mengatakan 'tolong bantu saya'.
Baca Juga: Terlilit Utang Pinjol Biangnya, Heru Prastiyo Nekat Bunuh Lalu Mutilasi Teman Wanitanya
Setelah Pak RT sampai rumah (pelaku), Pak RT tanya lagi 'ini mau ngangkat barang apa?'.
Pelaku menunjukkan jasad istri," imbuh Kompol Panjaitan.
Setelah kejadian itu, warga serta Ketua RT mengadu ke pihak RW lalu kepolisian.
Merasa tak punya pilihan, James akhirnya terpaksa menyerahkan diri.
"Pelaku merasa kebingungan, dengan sangat terpaksa, pelaku menyerahkan diri ke Polsek," ujar Kompol Panjaitan. GridPop.ID (*)
Source | : | tribunnewsbogor,tribuntrends |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar