Sementara, James tetap bekerja di salah satu perusahan BUMN.
Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai dua anak. Anak pertama adalah perempuan dan baru sekitar sebulan bekerja di Singapura.
Sementara, anak kedua adalah laki-laki dan bekerja sebagai teknisi di salah satu rumah sakit swasta di Kabupaten Badung.
"Kedua anaknya sering pulang ke sini. Kalau anak laki-lakinya, setiap minggu ke Klungkung," ucap Wayan Surata.
Sementara adik kandung korban, Komang Suardana, mengatakan, di mata keluarga, korban Made Sutarini merupakan sosok yang sangat baik dan penyabar.
Hal tersebut dibuktikan dengan Sutarini yang tidak pernah melaporkan suaminya ke kantor polisi walaupun sering mendapatkan kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT dari suaminya James.
"Kakak saya sering mendapatkan kekerasan dari suaminya. Ia tidak melapor ke polisi karena memikirkan anak-anaknya," ujar Komang di kediamannya Banjar Banda, Desa Takmung, Klungkung.
James Lodewyk Tomatala (61) sendiri dikenal temperamental.
Pasalnya, sebelum menjadi korban mutilasi, Ni Made Sutarini alami KDRT dalam jangka waktu lama.
Sudah Pisah Rumah dengan Suami Sebelum Tragedi Mutilasi
Ni Made Sutarini dan sang suami pun sudah pisah rumah sebelum tragedi mutilasi itu terjadi.
Source | : | Tribunbali.com,tribuntrends |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar