Bahkan memiliki masalah tambahan, seperti gangguan tidur dan kecemasan.
Sebagian besar kasus ADHD didiagnosis ketika anak-anak berusia di bawah 12 tahun.
Penyebab ADHD
Ratna mengatakan, penyebab munculnya ADHD bisa bermacam-macam, terlebih jika seseorang mempunyai faktor risiko ADHD seperti genetik .
“Faktor genetik sebagai faktor risiko, karena mempunyai garis keturunan yang memang menderita ADHD,” kata Ratna kepada Kompas.com, Selasa (6/6/2023).
Berikut ini beberapa faktor risiko yang bisa memicu terjadinya ADHD:
Baca Juga: Arti Kata Hiatus yang Viral di TikTok Usai NOAH Umumkan Hiatus dari Dunia Musik Tanah Air
Pengobatan ADHD
Mengutip laman kemkes.go.id, adapun pilihan terapi yang bisa dilakukan untuk mengendalikan ADHD pada anak, diantaranya sebagai berikut:
1. Terapi Farmakologi (Terapi Pengobatan) dengan menggunakan obat stimulan methylphenidate dan amphetamine sulphate dan obat non stimulan seperti atomoxetine.
2. Terapi Non Farmakologi (Terapi Non Pengobatan) dengan neurofeedback, yaitu terapi kognitif dan perilaku untuk melatih fungsi otak.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,TribunTrends.com |
Penulis | : | Andriana Oky |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar