GridPop.ID - Beberapa negara tak melarang warganya untuk mengonsumsi daging babi. Salah satunya di Thailand.
Belum lama ini seorang gadis asal Thailand membagikan pengalamannya soal daging babi dan viral di TikTok.
Melansir TribunTrends.com wanita tersebut bernama Mykai. Ia mengunggah pengalaman pahitnya mengonsumi daging babi di akun TikToknya @mykai1269.
Awalnya Mykai mengonsumsi daging babi panggang.
"Makan daging babi pinggang, saat bangun tiba-tiba sakit dan cacat," tulis Mykai dalam unggahannya.
Gadis berambut pendek itu merasa demam namun tidak terlalu tinggi. Dikira demam biasa, ia hanya meminum obat lalu beristirahat.
Sayangnya keesokan hari demamnya tak kunjung turun, bahkan ditambah sakit kepala sebelah yang membuatnya sulit bergerak.
Ia pun meminta tolong temannya untuk membawanya ke rumah sakit, dan sempat muntah saat menunggu.
Setelah tiba di rumah sakit dan muntah lagi, Mykai tak sadarkan diri selama lima hari.
Setelah sadar, Mykai syok karena tak bisa mendengar apapun dan tidak bisa berjalan.
Mykai harus menjalani operasi dan perawatan di rumah sakit selama 44 hari, dan diberi antibiotik setiap 12 jam sekali untuk memulihkan pendengarannya.
Ia juga menjalani terapi agar bisa berjalan.
Setelah diperiksa lebih dalam, Mykai dinyatakan terinfeksi bakteri saat mengonsumsi daging babi panggang.
Kuman tersebut menempel di ujung sumpit atau sendok hingga menginfeksi otak Mykai.
Lewat unggahannya ini, Mykai ingin berbagi pelajaran kepada semua agar tidak mengonsumsi daging babi dalam keadaan setengah matang atau mentah.
video di sini
4 Bahaya yang Mengintai saat Konsumsi Daging Babi
Daging babi termasuk dalam kelompok dagging merah yang memiliki protein tinggi.
Dalam 100 gram daging babi mengandung sekitar 25,7 gram protein. Akan tetapi, kandungan lemak dan kalori daging babi juga tinggi. Dalam jumlah yang sama.
Kalori dalam daging babi mencapai 297, sedangkan kandungan lemaknya mencapai 20,8 gram.
Melansir Kompas.com berikut dampak negatif mengonsumsi daging babi untuk kesehatan.
Jika diolah kurang matang atau mentah, daging babi bisa memicu infeksi parasit. Daging babi mengandung cacing pita yang dikenal dengan nama Taenia solium.
Parasit tersebut bisa menyerang usus. Meski tidak berbahaya, tetapi parasit tersebut juga bisa memicu penyakit sistiserkosis yang memicu epilepsi.
Daging babi adalah mengandung zat karsinogenik terbesar karena kandungan nitrit dan nitratnya yang tinggi, terutama pada daging bai yang digoreng atau diolah menjadi sosis.
Selain itu, daging babi juga tinggi lemak yang dapat mengubah vitamin c menjadi nitrosamin (zat pemicu kanker).
Daging babi yang tidak diolah atau dimasak dengan benar dapat mengandung mikroorganisme berbahaya dan menimbulkan risiko infeksi.
Ini juga berlaku untuk produk daging babi yang dimasak dan kemudian dibiarkan terbuka dalam waktu yang cukup lama.
Beberapa patogen yang sering terdapat pada daging babi antara lain Listeria, E. coli, Salmonella, dan Staphylococcus aureus. Bakteri ini terutama ditemukan pada daging babi mentah.
Yersinia enterocolitica adalah bakteri lain yang menyebabkan infeksi jenis gastroenteritis, yang paling sering terjadi akibat memakan produk daging babi mentah atau setengah matang
Risiko ini palong rentan terjadi jika Anda mengonsumsi bagian hati babi. Di negara maju, hati babi menjadi penular heatitis E berbasis makanan paling tinggi.
Di Inggris, hepatitis E bisa ditularkan melalui sosis babi, hati babi, dan di rumah pemotongan babi. Hal ini menunjukkan potensi paparan yang meluas di kalangan konsumen babi.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,TribunTrends.com |
Penulis | : | Andriana Oky |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar