Hal tersebut tergolong tak wajar mengingat usia Junaedi kala menuliskan hobinya di media sosial itu masih di bawah umur.
"Hobi ngewibu sama dengerin musik
Genre favorit: hentai, ecchi, romance, action, psychological," ungkap Junaedi dalam postingan di akun Facebook-nya.
Bahkan Junaedi juga mengungkap film kesukaannya yang ia rekomendasikan untuk khalayak, yakni anime berjudul Boku no pico.
Setelah ditelisik, ternyata anime kesukaan Junaedi itu mengandung unsur pornografi dan penyimpangan seksual.
Selain soal film favorit, sosok Junaedi juga disorot lantaran unggahannya.
Junaedi rupanya pernah menuliskan curhatan tentang kematian.
Bak mendalami hobinya, Junaedi mengaku penasaran dengan kehidupannya setelah meninggal dunia.
"Buat para wibu sejati pernah gak lu pas lagi mandangin langit eh entah setan apa yang masuk tiba-tiba lu kepikiran kayak gini (kalau gue mati gue masuk ke issekai kayak apa yah)," tulis Junaedi di tahun 2020.
Kepribadian Junaedi Dikuliti Kerabat
Tak hanya itu, kepribadian Junaedi pun ikut dikuliti.
Salah satu kerabat korban, Randi, mengungkap tabiat Junaedi selama ini.
Randi mengatakan bahwa selama ini Junaedi jarang senyum dan tak dekat dengan warga sekitar.
"Kenal, orangnya kurang bermasyarakat juga. Ketemu orang enggak senyum," kata Randi.
Meski demikian, Randi mengaku kaget mendengar keluarganya dibunuh oleh korban.
Saya lagi tidur dibangunin jam 2an, langsung saya ke TKP,"
"Saat itu saya belum tahu pelaku pembunuhannya," kata Randi dikutip TribunJakarta.com, Kamis (8/2/2024).
Terkait pernyataan polisi menyebut pelaku pernah menjalin kasih dengan salah satu anak korban berinisial R.
Randi tak mengetahuinya secara pasti.
"Ga ada tuh hubungan asmara, setahu saya kalau ada cowoknya pasti ngomong sama saya," sambungnya. GridPop.ID (*)
Source | : | Tribunkaltim.co,tribunjakarta |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar