GridPop.ID - Seorang wanita di India nyaris dibakar hidup-hidup dalam proses kremasi.
Insiden ini terjadi pada Kamis (1/2/2024) di kota Brahmapur, negara bagian Orissa, India.
Diketahui wanita tersebut bernama Bujji Aamma (52).
Melansir dari Times of India via Tribun-Medan.com diungkapkan awalnya Bujji Aamma mengalami kebakaran di rumahnya.
Akibat insiden itu ia menderita luka bakar yang sangat parah di sebagian tubuhnya.
Ia sempat dilarikan ke MKCG Medical College dan Rumah sakit untuk dirawat, namun tak lama ia dibawa pulang ke rumah karena keterbatasan biaya.
Lalu pada Senin (5/2/2024) suami Bujji Aamma, Sibaram Palo melihat istrinya tak membuka mata lagi.
Ia mengira sang istri telah tewas, dan mulai mempersiapkan proses pemakaman Bujji Aamma dibawa ke krematorium.
"Saya pikir dia sudah meninggal jadi saya segera memberi tahu kerabat setempat lainnya untuk mengatur mobil jenazah untuk mengangkut jenazahnya ke tempat kremasi," kata Sibaram Palo kepada Times of India.
Baca Juga: Rogoh Kocek Rp 31 M Demi Kremasi Anjing Kesayangan, Kekayaan Raja Thailand Mendadak Jadi Sorotan
Seorang kerabat bernama K Chiranjibi berada di mobil jenazah dan mengatakan mereka hampir selesai menyiapkan tumpukan kayu bakar dan bersiap untuk membawa jenazah Bujji Aamma untuk dikremasi.
Pada saat itu, Bujji Aamma tiba-tiba membuka matanya, membuat semua orang kaget.
“Awalnya, kami semua sangat takut karena kami belum pernah menyaksikan kejadian seperti itu, meskipun kami pernah mendengar beberapa kasus sebelumnya ,” kata K Chiranjibi.
Khetrabashi Sahu, pengemudi mobil jenazah, mengatakan bahwa dia mengambil "jenazah" Bujji Aamma dari rumah pada pukul 9 pagi.
Bujji Aamma dibawa pergi dan diangkut kembali dengan mobil jenazah yang sama.
Apa Itu Kremasi?
Dilansir dari Kompas.com, Kremasi adalah salah satu metode penanganan jenazah setelah meninggal, menjadi metode alternatif penguburan.
Agama di Indonesia yang memperbolehkan jenazah umatnya untuk dikremasi adalah penganut agama Buddha, Hindu, Katolik, Kristen Protestan, dan Khonghucu.
Proses pengkremasian biasa dilakukan di krematorium. Sedangkan masyarakat Hindu di Bali biasanya melakukan kremasi dengan upacara Ngaben di lahan terbuka.
Di krematorium, jenazah tetap ditempatkan dalam peti mati lalu dimasukkan ke dalam tungku besar berisi api. Suhunya berkisar 700 sampai 1.000 derajat celcius.
Kremasi memakan waktu sekitar dua sampai tiga jam. Setelah jenazah menjadi abu, masih perlu dipisahkan dari komponen peti mati yang terbakar.
Jenazah manusia juga tidak seluruhnya menjadi abu. Tulang yang tidak terbakar akan dihancurkan agar menjadi abu dengan cara digiling dalam mesin.
Setelah terkumpul semua abu dimasukkan dalam kendi khusus dan diserahkan ke pihak keluarga.
Abu ini boleh dibawa pulang ke rumah, dilarungkan ke laut, maupun disimpan di rumah abu yang dapat dikunjungi kerabat kapanpun seperti halnya sedang ziarah ke makam.
Kremasi sering dipilih sebagai alternatif karena lahan makam yang semakin sedikit di kota-kota besar dan tidak membutuhkan biaya perawatan makam.
Biaya kremasi sendiri antara belasan juta hingga puluhan juta rupiah.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun-Medan.com |
Penulis | : | Andriana Oky |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar