"Kendati demikian, putrinya DR, mengira kalimat tersebut hanya ucapan atau nasihat biasa, yang tak berujung pada kenekatan KR," imbuh Karyadi.
KR kemudian meminta DR memasak makanan, untuk disantap bersama keluarga.
Saat itu ada KR, putri sulungnya DR, dan putrinya yang lain bernama IR yang masih berusia 14 tahun.
Bahkan, saat makan, KR kembali mengeluarkan kalimat kekecewaan atas perbuatan putrinya DR.
"Kecewa aku nak, mupaksirika (kamu kasih malu aku)," tutur Karyadi, meniru kalimat yang keluar dari KR.
DR yang ditegur oleh ayahnya, hanya terdiam, menunduk, dan meneruskan makannya tanpa menyahut ucapan ayahnya.
Usai bersantap bersama kedua putrinya, KR meminta DR menelepon anak laki-lakinya yang berada di Kota Tarakan.
Saat DR pergi mengambil ponsel dan menelepon di luar rumah, tiba-tiba terdengar teriakan histeris IR yang memanggil manggil nama ayahnya.
IR yang kebingungan, kalang kabut, berlari keluar mencari keberadaan DR.
Aksi IR, diketahui tetangga sebelah rumah berinisial A, yang sedang memperbaiki jala.
A bahkan mendengar suara tercekik dalam rumah KR, yang terdengar memaksakan diri membaca kalimat takbir sebanyak tiga kali.
Source | : | Kompas.com,tribunnewsmaker |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar