GridPop.ID - Curhatan gadis ini soal hubungannya dengan sang pacar menjadi viral di media sosial.
Gadis ini ingin putus dari kekasihnya karena merasa sakit hati pesannya dibalas menggunakan ChatGPT.
Bagi yang belum tahu, ChatGPT adalah program chatbot AI (Artificial Intelligence) berbasis Language Model (model bahasa) yang dikembangkan OpenAI.
ChatGPT memiliki kemampuan utama untuk menjawab atau menanggapi berbagai pertanyaan dan perintah pengguna.
Itu sebabnya, gadis tersebut sangat marah dan sakit hati ketika tahu pacarnya membalas pesan dengan bantuan AI sehingga membuatnya merasa tidak dihargai.
Melansir dari laman suryamalang.com, cerita ini dibagikan oleh seorang gadis Malaysia melalui sosial media X (Twitter).
Menurut si gadis, pacarnya sudah tak jujur dalam hal komunikasi.
Si gadis mulai merasa curiga dengan pacarnya sejak merasa ada yang aneh dengan penggunaan bahasa yang dipakai.
Menurut wanita itu, pacarnya bukan orang yang puitis dan pintar berbahasa Inggris, namun tiba-tiba bisa berubah menjadi fasih saat chatting.
"Pacar saya selama ini kalau balas chat pakai Bahasa Inggris pasti grammarnya kacau tapi sekali itu kok bisa-bisanya bagus dan enak dibaca. Aku pun mulai curiga, betulkah ini?" ujar wanita itu mengutip mstar.com Sabtu (23/3/2024).
Untuk membuktikan kecurigaannya, si gadis lantas mencari tahu lebih jauh.
"Aku punya strategi untuk membuktikannya. Saya coba copy pesan yang saya kirim padanya, lalu saya taruh di ChatGPT (aplikasi kecerdasan buatan khusus untuk penulisan)," imbuh wanita itu lagi.
Tanpa diduga, gadis itu menemukan jawaban yang sama persis di dalam ChatGPT.
"Ternyata ChatGPT balasannya sama dengan pacarku. Betul-betul sama persis dengan balasan yang saya dapat dari pacarku" lanjut wanita itu.
Sontak, gadis itu mengaku sangat sakit hati dan tidak terima diperlakukan demikian.
"Sakit hati ini! Padahal aku benar-benar mengungkapkan isi hatiku tapi dia malah membalas pakai komputer! Tidak ikhlas!" curhat wanita itu.
Gara-gara masalah itu, si gadis akhirnya berpikir untuk putus dari kekasihnya.
“Pantaskah aku meninggalkannya karena masalah ini?" tandas sang gadis.
Curhatan wanita itu pun mendapat beragam respon dari netizen.
Banyak yang bilang kalau masalah seremeh ini sebaiknya tidak dibesar-besarkan.
'Saya mewakili kaum lelaki, kami tak sepintar perempuan untuk mengungkapkan isi hati, susah kami rasakan. Setidaknya pacarmu sudah berusaha. Banyak teman saya yang tak mau usaha' ujar seorang netizen.
'Saya rasa pacarmu itu mungkin kurang yakin mau balas pakai Bahasa Inggris. Jadi jangan salahkan dia sepenuhnya. Toh pakai ChatGPT juga adalah usaha' ujar yang lain.
'Kalau mau tahu, suami saya dulu sebelum menikah, waktu jaman pacaran, juga sering mengirimkan salinan ayat-ayat manis dari Google dan mengirimkannya ke saja. Dia jujur, katanya memang tak pandai berkata-kata' timpal warganet.
'Alhamdulillah sekarang saya dan suami sudah enam tahun menikah, anak pun ada dua. Pesan cinta bukan segalanya. Yang penting dia benar-benar menyayangi kita' kata netizen lain.
Tak hanya itu banyak juga yang menyarankan agar wanita tersebut kirim pesan pakai bahasa Melayu saja agar pacarnya tak kesulitan.
'Saya berpendapat mungkin lebih mudah jika adik berbalas pesan menggunakan bahaya Melayu yang merupakan bahasa ibu kita, kecuali pacar adik bule' ujar warganet.
'Bahasa Melahyu campur Inggris juga boleh. Tak perlu baku dan kaku' sahut akun lain.
Apa itu ChatGPT?
Melansir dari laman kompas.com, ChatGPT adalah program chatbot AI (Artificial Intelligence) berbasis Language Model (model bahasa) yang dikembangkan OpenAI. ChatGPT memiliki kemampuan utama untuk menjawab atau menanggapi berbagai pertanyaan dan perintah pengguna.
Language Model pada ChatGPT sejatinya merupakan mesin pembelajaran yang dapat menyajikan prediksi kata dengan menganalisis teks dalam sebuah data. Prediksi itu menjadi respons atau output dari perintah teks yang diinput pengguna pada Language Model.
Untuk bisa menyajikan output, ChatGPT yang berbasis Language Model telah dilatih dengan sekumpulan data berjumlah besar (dataset). Ketika pengguna memasukkan perintah, ChatGPT bakal mencocokkannya dengan data yang telah dipelajari.
Kemudian, ChatGPT akan menyajikan prediksi, tanggapan, atau jawaban sesuai perintah yang dimasukkan pengguna. Misalnya, pengguna memasukkan teks “Saya ingin makan”, lalu Language Model bisa melengkapinya berdasar perintah jadi “Saya ingin makan tahu”.
Itu hanya sekadar contoh. Tanggapan ChatGPT bisa lebih kompleks. ChatGPT dapat menjawab atau menanggapi beraneka macam perintah dan pertanyaan pengguna. ChatGPT didesain untuk bisa menghasilkan tanggapan dengan bahasa yang natural.
Jadi, pengguna dapat berinteraksi dengan ChatGPT layaknya sedang mengobrol dengan sesama manusia, yang bahasanya tidak kaku seperti robot. ChatGPT tidak hanya dilatih dengan sekumpulan data, tetapi juga pelatih AI manusia.
Pelatih AI manusia itu memberikan masukan pada ChatGPT dalam menyajikan tanggapan. Adanya masukkan dari manusia sungguhan itu membuat ChatGPT bisa menghasilkan respons yang natural ketika berinteraksi dengan pengguna.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,MSTAR,Suryamalang.com |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar