"Pengakuan tersangka merasa jengkel akibat korban ingin diobati karena bekas cakaran di tubuh korban, namun korban menolak, tidak mau," kata Danang dalam konferensi pers, dilansir dari Kompas TV, Sabtu (30/3/2024).
Tidak hanya itu, IPS juga mengungkapkan bahwa dia sedang mengalami masalah pribadi, di antaranya anggota keluarganya yang sakit, yang juga menjadi salah satu faktor pendorong dari perbuatannya.
Danang menjelaskan bahwa pelaku telah bekerja hampir satu tahun untuk mengasuh putri sulung Emy Aghnia Punjabi.
IPS diketahui baru saja bercerai dengan suaminya dan memiliki anak berusia 2,5 tahun.
"Namun, itu tidak dapat dijadikan alasan pembenar apa pun untuk melakukan kekerasan terhadap anak," tutur Danang.
Saat ini, polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut, termasuk mengkaji rekaman CCTV untuk mencari bukti-bukti kekerasan atau penganiayaan yang dilakukan oleh IPS.
Pihak kepolisian juga merencanakan untuk melakukan pemeriksaan terhadap kondisi kejiwaan IPS, dan tim trauma healing juga sedang disiapkan untuk mendampingi korban yang saat ini sedang dirawat di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang.
Sebagai informasi yang dikutip dari Kompas.com, ayah korban, Reinokky, mengungkapkan bahwa dia baru mengetahui kejadian tersebut pada pagi Jumat (29/3/2024).
Pelaku memberi tahu melalui pesan WhatsApp (WA) bahwa anaknya mengalami lebam karena jatuh di kamar mandi.
"Jadi kemarin pagi saya sebenarnya dari Jakarta, sama istri saya, terus jam 7-8 pagi dikabari sama susternya di WA, kakak (korban) benjol jatuh di kamar mandi," kata Reinokky.
Namun, alasan yang diberikan oleh pelaku membuatnya ragu.
Source | : | Kompas.com,TribunJateng.com |
Penulis | : | Helna Estalansa |
Editor | : | Helna Estalansa |
Komentar