"Saya tidak bisa menandatangani kontrak untuk Anda, apa yang bisa saya lakukan akan saya lakukan. Tanda tangan di sini, sama seperti dokumennya. Tanda tangani agar kamu tidak membuatku sakit kepala lagi," imbuh dia.
"Saya rasa dia tidak sehat," ujar salah satu teller bank kemudian disusul yang lain merekam aksi tak lazim tersebut.
Namun Vieira Nunes terus menyebut bahwa sang paman dalam kondisi baik-baik saja.
"Paman, apakah kamu merasakan sesuatu? Dia tidak bilang apa-apa, begitulah adanya," kata wanita berusia 42 tahun itu.
"Jika kamu tidak baik-baik saja, aku akan membawamu ke rumah sakit. Apakah Anda ingin pergi ke Unit Gawat Darurat lagi?"
Paulo Roberto Braga yang malang tidak pernah menjawab pertanyaannya, karena paramedis memastikan bahwa dia telah meninggal setidaknya beberapa jam sebelumnya.
Selanjutnya wanita yang mengaku sebagai keponakan Braga ditangkap dan didakwa melakukan pencemaran nama baik terhadap mayat dan percobaan penipuan.
Pengacara Erika de Souza Vieira Nunes mengatakan kepada wartawan Brasil bahwa fakta tersebut telah disalahartikan oleh sumber polisi.
Braga, berdasarkan klaimnya masih hidup ketika Vieira Nunes membawanya ke bank, dan bahwa dia meninggal selama proses persetujuan pinjaman, yang diduga akan dikonfirmasi oleh para saksi.
Sebaliknya, polisi berujar bahwa Vieira Nunes mengetahui bahwa pria itu telah meninggal ketika dia membawanya ke bank dan dia hanya ingin menipu institusi tersebut.
Usut punya usut, dia juga bukan keponakannya, tapi kerabat jauh. Saat ini tidak jelas apakah dia adalah pengasuhnya.
Source | : | Kompas.com,Tribun Timur |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar