GridPop.ID - Donor darah terlalu sering mengakibatkan seorang remaja meninggal dunia.
Seorang remaja bernama Zhao Wei (19) meninggal secara tiba-tiba di rumahnya di kota Xinzhou, Provinsi Shanxi, Tiongkok Utara.
Dilansir dari Tribun Trends, diketahui bahwa Zhao Wei rutin mendonorkan plasma darahnya sebanyak 16 kali dalam kurun waktu delapan bulan.
Kala itu Zhao baru pulang bekerja karena memang ia membantu perekonomian keluarga.
Adapun sang ayah, Zhao Zhijie menemukan tada terima di bawah kasur sang anak pada keesokan harinya.
Ternyata tanda terima itu berisi tulisan yang menyatakan sumbangan plasma besar-besaran Zhao Wei antara bulan Mei dan Desember tahun lalu.
Plasma dikumpulkan melalui proses otomatis yang memisahkan plasma dari komponen darah lainnya, kemudian mengembalikan sel darah merah dan trombosit kepada Anda dengan aman dan nyaman.
Berdasarkan tanda terima tersebut, didapati bahwa Zhao telah mendonorkan plasmanya sebayak 16 kali dalam delapan bulan sebelum hari kematiannya, dengan interval terpendek antara donasi hanya 12 hari.
Tak main-main, bahkan dalam satu bulan ia pernah berdonasi sebanyak tiga kali.
Laporan medis pada tanggal 5 Januari lebih lanjut mengungkapkan bahwa ia didiagnosis menderita jantung berdebar, anemia berat, dan kelainan darah.
Pada hari kematiannya, Zhao junior memberi tahu temannya di WeChat bahwa dia merasa tidak enak badan.
Baca Juga: Donor Sperma, Mahasiswa Ini Tewas Mendadak, Ini Pemicunya
“Saya merasa terlalu lemah untuk melakukan apa pun," keluh Zhao kepada temannya.
“Itu karena tubuhmu sudah mencapai batasnya. Berhenti mendonor darah. Kamu perlu makan dengan baik dan pulih sepenuhnya terlebih dahulu sebelum mempertimbangkan hal lain,” sahut seorang temannya, seperti TribunTrends kutip dari SCMP, Sabtu (20/4/2024).
Donor darah memang merupakan tindakan sukarela yang dilakukan setiap enam bulan sekali.
Biasanya dilakukan di stasiun darah yang dioperasikan oleh perusahaan swasta dan hanya melibatkan pengumpulan plasma.
Peraturan yang dikeluarkan Komisi Kesehatan Nasional pada tahun 2021 mengatur bahwa jarak waktu antara donor plasma tidak boleh kurang dari 14 hari, dan total donasi tidak boleh melebihi 24 hari dalam setahun.
Berdasarkan pedoman ini, sumbangan Zhao Wei, terutama dengan interval sesingkat 12 hari, jelas-jelas merupakan pelanggaran.
Catatan percakapan WeChat mengungkap bagaimana Zhao terlibat dalam proses donasi plasma.
Setiap kali akan mendonorkan darahnya, perantara akan mengatur transportasi untuk menjemputnya dan membayarnya 260 hingga 300 yuan (sekitar Rp 580 ribu sampai Rp 670 ribu).
Zhao Wei pernah bertanya apakah dia harus berdonasi pada tanggal 30 Oktober atau menunggu hingga tanggal 1 November, mempertanyakan apakah donasi ketiga dalam waktu satu bulan diperbolehkan.
Untuk ini, perantara dengan cepat menjawab: “30.”
Pasca kematian Zhao, sang ayah meminta pertanggungjawaban dari perusahaan pengumpul plasma.
Baca Juga: Niat Donor Sperma untuk Dapat Uang, Pemuda Ini Berakhir Punya 96 Anak dari Ibu yang Berbeda
"Mereka merayu anak-anak muda ini agar sering 'menjual darah', sehingga anak saya sering melakukan donor darah dalam jangka panjang," ujar ayah Zhao.
“Hal ini mengakibatkan disfungsi regenerasi darahnya dan akhirnya kematiannya. Mereka harus bertanggung jawab.
Putraku telah tiada, dan tidak ada yang dapat menghidupkannya kembali. Sebagai seorang ayah, yang saya cari hanyalah keadilan bagi anak saya. Saya membutuhkan solusi ini karena saya tidak bisa membiarkan ini berlalu," papar Ayah Zhao.
Meskipun ada pelanggaran aturan yang jelas, pada tanggal 18 Maret, Koleksi Plasma Tunggal Biologis Xinzhou Tiantan menjawab bahwa Zhao Wei memenuhi persyaratan, dan perusahaan telah secara ketat mematuhi peraturan nasional.
"Pihak berwenang terkait sudah terlibat. Kami melanjutkan sesuai arahan dari otoritas ini. Jika ada prosedur yang ditemukan tidak tepat, tindakan hukum dapat diambil," kata seorang anggota staf.
Komisi Kesehatan Distrik Xinfu mengatakan insiden tersebut sedang diselidiki.
Donor darah jika dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan maka memiliki manfaat bagi kesehatan.
Dilansir dari Kompas.com, Departemen Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FKKMK UGM) dr. Teguh Triyono mengatakan, donor darah mempunyai banyak manfaat baik dari segi kesehatan maupun psikologis.
Dari segi kesehatan, donor darah secara rutin dapat menstimulasi ritme tubuh untuk pembentukan sel darah merah yang baru.
Selain itu, donor darah juga dapat mendeteksi suatu penyakit melalui screening pada saat mendonor.
"Setiap kita donor kan dilakukan screening, kalau ada sesuatu kita akan diberi tahu dan harus bagaimana ke depannya," urai Teguh seperti dikutip dari laman UGM, Minggu (19/6/2022).
Baca Juga: Istrinya Gagal Ginjal, Suami Ini Donor Satu Ginjal untuk Selamatkan Nyawa sang Istri
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Trends |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar