"Saat itu pada tanggal 9 April malam takbiran, pelaku mengajak korban bertemu," kata Sigit.
Sigit membeberkan bahwa pembunuhan itu direncanakan Dwi P dengan mengajak Rofi untuk menghabisi Serlina yang baru saja mendapatkan uang Tunjangan Hari Raya (THR).
Rofi kemudian mengajak Gilang untuk melakukan perbuatan tersebut.
"Pada intinya, pelaku utama hanya mengajak Rofi, tetapi Rofi membawa teman yakni Gilang," paparnya.
Sigit menjelaskan, keterangan dari pelaku Dwi dirinya sempat mengantar korban untuk mencari makan sebelum dieksekusi.
"Setelah makan, korban diajak balik ketempat tongkrongan di sana sudah ada Rofi dan Gilang, tak butuh lama korban langsung dicekik dengan sabuk perguruan silat," lanjutnya.
Saat korban tercekik, kondisi korban masih hidup.
"Kondisi saat itu, kata dia, korban belum meninggal sehingga dipukul pakai batu besar di bagian wajah oleh Gilang dan Rofi," imbuhnya.
Mayat korban dibuang tak jauh dari tempat mereka nongkrong, yakni di Desa Jatisono, Kecamatan Polokarto, Sukoharjo.
Sebagai tambahan yang mengutip dari laman kompas.com, Serlina awalnya ditemukan tewas dalam keadaan tertutup plastik di Jalan Desa Jatisobo, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Minggu (14/4/2024).
Korban sebelumnya dilaporkan hilang sejak Rabu (10/4/2024) bertepatan dengan malam takbiran hari Raya Idul Fitri. Keluarga menemukan kejanggalan lain dari kematian Serlina.
Source | : | Kompas.com,tribunnewsmaker |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar