Hotel ekonomi dengan kapasitas 200 kamar ini akan dibuka secara resmi menjelang Lebaran 2019. Perseroan merogoh kocek tak kurang dari Rp 500 miliar untuk merealisasikan hotel ini.
Adapun Blok 4 merupakan properti eksisting yang saat dikembangkan pada kurun 1990-an menelan investasi sekitar Rp 250 miliar.
Sementara Blok 5 dan 6 akan dimanfaatkan untuk pengembangan kondominium (apartemen strata), kondominium hotel, hotel, dan supporting retail.
"Saat ini Blok 5 dan 6 sedang dalam tahap desain. Kami alokasikan dana sekitar Rp 1 triliun untuk Blok 5 dan Rp 300 miliar untuk Blok 6," sebut Shindu. Nantinya, harga yang dipatok untuk kondominium berjumlah total 800 unit dengan konsep transit oriented development (TOD) ini serentang Rp 500 juta hingga Rp 600 juta untuk tipe studio.
Sedangkan kondotel dan hotelnya masih dalam kajian kelayakan baik secara finansial, target pasar, maupun desainnya. Kendati demikian, Shindu memastikan apartemen dan kondotel akan rampung pada 2021 dan 2022 mendatang.
Sementara secara keseluruhan, program revitalisasi Kawasan Pasar Senen ini akan selesai pada 2026 mendatang. "Ini bukan sekadar merevitalisasi sebuah kawasan, melainkan membangun kembali jantung perekonomian sekaligus sebagai salah satu ikon kota Jakarta," cetus Shindu.
Karena itu, sesuai dengan arahan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, ketika kelak Blok 1-2 sudah selesai dikembangkan, akan mulai digelar Festival Pasar Senen sebagai agenda tahunan.
Festival Pasar Senen ini diharapakan dapat menjadi atraksi wisata unggulan Provinsi DKI Jakarta.
Baca Juga : Jadi Perempuan Terkaya di Indonesia, Arini Subianto Geluti Bisnis yang Tak Disangka-sangka
Hilda B Alexander
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kawasan Pasar Senen, Sebuah Riwayat Panjang dan Proyek Revitalisasi",