Find Us On Social Media :

Kisah Fajar Saefudin, Bocah 10 Tahun yang Tubuhnya Kering Kerontang Meninggal Dunia Akibat Sakit Paru hingga Satu Keluarga Tinggal di Rumah Tak Layak Huni

By Veronica Sri Wahyu Wardiningsih, Minggu, 24 Maret 2019 | 08:54 WIB

Nasib malang Fajar Saefudin, tubuh tinggal tulang dan kulit karena idap penyakit paru-paru

GridPop.ID - Nasib malang menimpa satu keluarga di Cianjur.

Suami menularkan sakit paru-paru kepada istirnya, anak-anak mereka pun menderita sakit paru-paru juga.

Hingga baru-baru ini, seorang anak berusia 10 tahun yang juga menderita sakit yang sama akhirnya menghembuskan napas terakhirnya.

Baca Juga : Mengejutkan! Tiba-tiba Ada Mayat Ditemukan dalam Sebuah Pesta Pernikahan yang Digelar di Hotel Mewah

Mirisnya lagi, satu keluarga ini tinggal di rumah yang tidak layak huni yang ditinggali tujuh orang hingga hidup serba kekurangan.

Dikutip GridPop.ID dari Grid Health, Minggu (24/3), setelah bertarung melawan sakit paru-paru hingga tubuhnya hanya tersisa tulang yang dibalut kulit, Fajar Saefudin akhirnya menghembuskan napas terakhir.

Fajar Saefudin, bocah berumur 10 tahun yang tinggal kulit dan tulang ini meninggal dunia di Rumah Sakit Sayang Cianjur, Sabtu (23/3/2019) sekitar pukul 17.00 WIB.

Baca Juga : Terkena Sindrom Langka, Bayi Ini Lahir dengan Wajah Seperti Orang Tua Berusia 80 Tahun!

Sejak siang setelah di-rontgen kondisi Fajar Saefudin terus memburuk.

"Innalillahi wainnaillaihi rojiun, Fajar Saefudin meninggal dunia bang tadi sore," ujar Babinsa Haurwangi, Koptu Haryadi, melalui pesan singkat, Sabtu (23/3/2019) sore.

Sebelumnya diketahui bahwa Fajar menderita sakit paru-paru yang ditularkan dari keluarganya.

Baca Juga : Miris! Seorang Ibu Kehilangan Jari Kaki, Indung Telur Hingga Rahim Usai Alat Kontrasepsi IUD Masuk dalam Perutnya

Melansir dari Tribun Jabar, orang tua Fajar, Aef Saefudin (45) merupakan orang yang pertama menderita penyakit tersebut, kemudian Vera (42) juga tertular penyakit paru-paru juga.

"Awalnya batuk-batuk menular ke anak dan istri, cucu saya sebulan tak sekolah, seminggu sebelum dibawa kemarin susah makan," kata kakek Fajar, Arim.

"Adiknya Fajar meninggal dalam usia satu bulan, ia meninggal di rumah seperti sesak, lalu adik Fajar lainnya yakni Fajri meninggal dalam usia dua tahun," tambahnya.

Baca Juga : Terjerat Utang dan Diburu Polisi, Perempuan 60 Tahun Ini Lakukan Operasi Plastik Hingga Wajahnya Cantik Mirip Gadis 20 Tahun

Dengan keterbasan ekonomi dan pengobatan yang ala kadarnya, kondisi penyakit keluarga Fajar ini bertambah semakin parah hingga Fajar turut meninggal dunia.

Walau telah dibantu oleh Babinsa Haurwangi, penyakit paru yang diderita Fajar sudah telat penanganan.

Haryadi mengawal jenazah Fajar Sabtu (23/3) sore ini dari rumah sakit menuju rumah duka di Haurwangi.

Fajar Saefudin (10) warga Kampung Neglasari RT 01/11, Desa Haurwangi, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianur, yang tubuhnya kering kerontang tinggal kulit dibalut tulang Sabtu pagi menjalani rontgen do RSUD Sayang Cianjur.

Baca Juga : Hidup Percaya Jimat, Nyawa Pria Asal Thailand Ini Melayang Tertabrak Truk saat Tanggalkan Jimatnya

Fajar sudah tidak bisa berjalan.

Ia duduk di kursi roda ditemani ayah dan Babinsa Haurwangi Koptu Haryadi.

Meski didorong pakai kursi roda, Fajar dikabarkan sudah mau makan meski masih dibantu cairan infus.

Kondisi Fajar memburuk karena menderita suspect tubercolusis.

Baca Juga : Rumah Mungil dengan Lebar 1,4 Meter Seharga Rp 4,9 Miliar Ini Sengaja Dibangun untuk Mengejek Tetangga

Dikutip dari Tribun Jabar, Fajar ditemukan dengan tubuh lemah dan kurus oleh anggota Babinsa Haurwangi Koptu Haryadi, Kamis (21/3/2019).

Fajar sudah sebulan tak pergi sekolah ke Madrasah Al-Huda karena jatuh sakit.

Kondisinya semakin parah setelah ia tak mau makan dalam beberapa hari terakhir.

Saat dipersiksa Babinsa, tak hanya Fajar yang sakit.

Baca Juga : Sebut Ahok Manusia Baru, Dahlan Iskan Kasihan Pada Veronica Tan: Dia Wanita Agung

Sang ayah dan ibu juga menderita sakit.

Sekeluarga ini tinggal di rumah pengap tak layak huni.

Tak ada ventilasi udara dalam rumah dan sekeluarga ini menderita penyakit paru-paru.

Dari keterangan para tetangga, keluarga Fajar juga tak dapat jatah beras raskin. Satu rumah yang minim ventilasi tersebut ditinggali oleh tujuh orang.

Baca Juga : Galakan Aksi Solidaritas Korban Teror Christchurch, Seluruh Wanita di Selandia Baru Kenakan Hijab Pada 22 Maret

"Keluarga Fajar sepengetahuan saya dalam sebulan hanya mendapat satu liter beras raskin itupun harus ditebus uang Rp 2 ribu, karena gak ada kartu BSM kalau yang ada kartu bisa diberi beras raskin tiga liter sampai lima liter," ujar seorang tetangga yang dekat dengan rumah Fajar.

Sebagai informasi tambahan, tuberkulosis atau TBC merupakan infeksi menular yang biasanya menyerang paru-paru yang dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh, seperti otak dan tulang belakang.

TBC disebabkan oleh adanya bakteri yang berkembang dalam paru yaitu Mycobacterium tuberculosis.

Baca Juga : Di Vietnam dan Minahasa, Daging Tikus Jadi Santapan Lezat yang Populer Dibanding Daging Lainnya

Melansir dari CDC, gejala yang sering terjadi penderita tuberkulosis adalah penurunan berat badan secara mendadak, kehilangan selera makan, keringat di malam hari, demam, batuk lebih dari 3 minggu, sesak napas, hemoptisis (batuk darah) hingga sakit dada. (*)