Find Us On Social Media :

Mengoyak Hati, 3 Tahun Menetap di Semak Belukar, Pemulung Tua Ini Bakar Sampah untuk Menghangatkan Badan

By Veronica Sri Wahyu Wardiningsih, Selasa, 23 April 2019 | 11:21 WIB

Mengoyak Hati, 3 Tahun Menetap di Semak Belukar, Pemulung Tua Ini Bakar Sampah untuk Menghangatkan Badan

GridPop.ID - Berstatus sebagai negara berkembang, Indonesia tak lepas dari sebagian masyarakatnya yang hidup jauh dari kata layak.

Dengan penghasilan kecil, masyarakat miskin di Indonesia harus memutar otak untuk bisa bertahan hidup.

Yang paling miris, kebutuhan pokok mereka pun hanya mengandalkan apa yang ada saja.

Baca Juga : Tak Disangka, Korban Selamat Ungkap Sikap Aneh Terduga Pelaku Bom di Sri Lanka, Sempat Menyapa dan Terlihat Tenang Sebelum Akhirnya Meledakkan Diri

Salah satunya dialami oleh seorang kakek yang bekerja sebagai pemulung di Jawa Barat ini.

Ia terpaksa menetap di semak belukar lantaran tidak memiliki rumah.

Namanya Aman, kakek berusia 85 tahun ini hidup sebatang kara.

Baca Juga : Usai Didoakan dan Dipeluk, Seorang Bayi Hembuskan Nafas Terakhir Dalam Penerbangan Pesawat Air Asia, Suasana Berubah Kacau

Aman menetap di semak belukar selama tiga tahun belakangan.

Dia tinggal di dekat jalan Tol Cipularang di Kampung Ciloa, Desa Mekarsari, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Lokasi itu berjarak sekitar 1 kilometer dari kantor Pemda KBB.

Hidup seorang diri, Aman selalu mengais sampah di sekitar Padalarang setiap harinya.

Baca Juga : Pembantaian di Depan Mata, Keluarga Ini Selamat Lantaran Enggan Keluar Kamar Hotel

Berusia senja, tubuh Aman terlihat kumal dan selalu membawa karung.

Aman mengaku terkadang mendapatkan uang Rp 2 ribu ketika mengangkut sampah.

"Kadang abah ada yang memberi makan ketika ada orang yang melintas," katanya, Senin (22/4/2019), dikutip GridPop.ID dari Intisari.

Baca Juga : Dalam Kondisi Mabuk, Perempuan Ini Lahirkan Seorang Bayi yang Darahnya Penuh Alkohol

Setiap hari tinggal di semak belukar, Aman selalu membakar sampah-sampah yang telah dikumpulkan untuk sekadar menghangatkan badan pada malam hari.

Namun, saat hujan, Aman pun langsung berteduh di pos ojek yang lokasinya dekat dengan semak tersebut.

Seorang warga sekitar, Rahmat (40) kerap melihat Aman saat menyisir Jalan Raya Cisarua-Padalarang.

Ia juga menyebut kemarin sempat ada yang datang untuk membantu Aman.

Bantuan tersebut berupa membuatkan balai atau sekadar tempat berteduh dari panas dan dinginnya malam.

Baca Juga : Jadi Racun Bagi Tubuh, Jangan Coba-coba Panaskan Ulang 6 Jenis Makanan Ini

Di tempat terpisah, Bupati KBB, Aa Umbara Sutisna mengaku ia telah mendengar kabar abah Aman.

Aa Umbara Sutisna mengaku telah memikirkan untuk membuatkan sebuah tempat tinggal untuknya.

"Ya kami sudah tahu kabar itu. Kami masih bingung untuk berikan bantuannya. Kami ingin bangunkan rumah tapi abah Aman gak punya tanah. Tapi, nanti kalau memang ada tanah desa kami akan buatkan untuk Abah Aman," ujar Aa Umbara Sutisnaa di kantor Pemda KBB.

Baca Juga : Mengejutkan, Hakim Bebaskan Pelaku Kekerasan Seksual Terhadap Kakak Beradik di Cibinong

Kehidupan kakek Aman merupakan sedikit dari potret kemiskinan di Indonesia.

Dikutip dari Kompas.com, pada 2018, angka kemiskinan pertama kalinya menyentuh single digit di 9,8 persen.

Sementara pemerintah berupaya menurunkan angka tersebut di tahun 2019.

"Target kami 9 persen untuk angka kemiskinan," kata Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Senin (28/1/2019).

Baca Juga : Nongkrong Cantik Bareng Geng Sosialita, Penampilan Mayangsari dengan Kalung Permata Super Besar Jadi Sorotan!

Pemerintah mengalokasikan Rp 20,1 triliun untuk bantuan di 2019.

Sementara jumlah bantuan yang diterima KPM masih sama dengan tahun sebelumnya, yakni masing-masing Rp 110.000 per keluarga.

Baca Juga : Menyayat Hati, Seorang Ibu dan Anak di Palembang Tewas Terlindas Mobil Sendiri Gara-gara Lupa Pasang Rem Tangan

Semoga kakek Aman mendapatkan tempat yang lebih baik untuk tinggal setelah pemerintah memberinya bantuan. (*)