Find Us On Social Media :

Kisah Petugas KPPS yang Lolos dari Maut, 11 Hari Tak Sadarkan Diri hingga Alami Stroke Otak Ringan

By Veronica Sri Wahyu Wardiningsih, Rabu, 15 Mei 2019 | 18:23 WIB

Kisah Petugas KPPS yang Lucut dari Ajal, 11 Hari Alami Stroke Otak Ringan dan Tak Sadarkan Diri

GridPop.ID - Pemilu 2019 menyisakan kisah-kisah yang tak terduga.

Salah satunya dialami para petugas KPPS yang jatuh sakit hingga parahnya sampai merenggut nyawa.

Nasib beruntung dialami seorang petugas KPPS di Cirebon yang lolos dari cengkraman maut setelah 11 hari tak sadarkan diri.

Baca Juga: Sungguh Malang, Disentuh dan Dicium Banyak Orang di Kondangan, Bayi Ini Alami Luka Parah di Pipi hingga Tak Bisa Disembuhkan!

Dikutip dari Tribun Jabar, Rabu (15/5/2019), seorang anggota KPPS TPS 06 Desa Bayalangu Lor, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, Ida Faridah (42) akhirnya bisa kembali ke rumah.

Sebelumnya, Ida sempat jatuh sakit hingga tak sadarkan diri selama 11 hari di RSUD Arjawinangun.

Selama di rumah sakit, Ida Faridah mendapatkan perawatan intensif dan diduga mengalami kelelahan.

Baca Juga: Kabar Terbaru HS: Perekam dan Penyebar Video HS Tertangkap hingga Pengakuan Tersangka Tentang 2 Sosok Wanita di Dalam Video

Ia dilarikan ke rumah sakit sehari setelah pelaksanaan Pemilu 2019, yakni Kamis (18/4/2019).

Ketua PPS Desa Bayanglangu Lor, Wardasi menjelaskan kondisi Ida Faridah ketika masih dirawat.

Ida Faridah, kata Wardasi, sempat tak menunjukkan reaksi padahal matanya terbuka.

Baca Juga: Potongan Tubuh Korban Mutilasi di Malang Terpencar di Lokasi yang Berbeda, Polisi Temukan Tulisan Berupa Nama di Telapak Kaki Kanannya

"Yang jelas kondisinya masih belum sadar. Waktu saya ke sana dengan Ketua PPK juga matanya melihat tapi dia enggak tahu siapa yang melihatnya," katanya.

Setelah dirawat 11 hari, keadaan Ida Faridah sudah membaik walaupun ia belum seratus persen pulih.

Ida Faridah memilih untuk beristirahat di rumahnya, bahkan mengaku kapok menjadi anggota KPPS.

Baca Juga: Prabowo Dianggap Terbelit-belit, TKN Jokowi-Ma'ruf Beri Kritikan Pedas!

Sambil menunjukkan hasil rontgen, Ida Faridah mulai mengingat kembali apa yang dialaminya.

Ia mengaku bertugas mencatat formulir C1 yang disebut memakan waktu sangat lama.

Sayangnya, waktu bertugas berbanding dengan waktu untuk istirahat yang dirasa sedikit.

Baca Juga: Dirias Bak Putri Negeri 1001 Malam, Penampilan Kahiyang Ayu dengan Turban dan Pakaian Serba Ungu Jadi Sorotan!

Ida Faridah bertugas hampir 24 jam, yakni sejak Rabu (17/4/2019) pukul 07.00 WIB hingga Kamis (18/4/2019) sekitar pukul 05.00 WIB.

Saat bertugas, Ida Faridah hanya beristirahat selama dua kali.

Tak hanya selama pelaksanaan Pemilu 2019, Ida Faridah juga sudah sibuk di hari sebelumnya.

"Hampir enggak ada istirahat. Ada tuh pukul 12.00 WIB untuk makan siang dan azan Magrib. Saya juga ikut membagikan persiapan Pemilu lainnya, seperti mencatat, membagikan undangan, dan mendirikan tenda," kata Ida Faridah, Rabu (15/5/2019).

Baca Juga: Hamili Siswi Sekolah, Pria Ini Mau Tanggung Jawab Jika Diberi Uang Rp 7 Juta dan Motor Ninja

Kerja keras Ida Faridah itu dilakukan atas dasar tanggung jawab dalam pelaksanaan Pemilu 2019.

Sehari usai Pemilu 2019, Ida Faridah mengaku badannya terasa sakit.

Bahkan saat keluar dari rumah sakit, Ida Faridah mengaku masih kesulitan berbicara.

Baca Juga: Diduga Hasil Hubungan Gelap, Bayi Kembar Ditemukan Dalam Ember Kamar Kos

Rupanya, gejala yang diderita Ida Farida adalah akibat dari penyakit stroke.

"Kata dokter saya mengalami stroke otak ringan sebelah kiri dan membutuhkan waktu untuk pemulihannya," katanya.

Melansir dari artikel yang ditinjau dr Kevin Adrian di alodokter, stroke terjadi karena aliran darah ke otak terganggu.

Baca Juga: 25 Kota/Kabupaten Dilibatkan dalam Gerakan Menuju 100 Smart City 2019

Meski disebut stroke ringan, penyakit ini bisa berbahaya hingga menimbulkan kematian.

Meski disarankan untuk menjalani pemulihan di rumah sakit, namun Ida Faridah memilih untuk istirahat di rumah karena terbentur faktor ekonomi.

Karena sakit yang dideritanya, Ida Faridah kesulitan beraktivitas.

"Jangankan untuk aktivitas, berjalan dan keluar rumah pun enggan, karena memang kondisi kesehatan yang tidak bisa dipaksakan," paparnya.

Baca Juga: Kubu Prabowo-Sandi Ubah Angka Klaim Kemenangan, Prosentasenya Menyusut Tajam, Ini Alasannya

Mirisnya lagi, kondisi Ida Faridah tak sebanding dengan upahnya selama menjadi petugas KPPS.

Ia mendapatkan uang Rp 500 ribu yang sangat jauh dengan beban kerja dan tanggung jawabnya.

Keluarga Ida Faridah juga sempat mengalami kesulitan membayar biaya pengobatan di rumah sakit.

Baca Juga: Rumah Menteri PUPR Akan Digusur Untuk Proyek Tol Becakayu, Mahfud MD Bongkar Fakta Menohok Dibaliknya

Sementara itu, petugas KPPS yang meninggal dunia juga semakin bertambah.

Dikutip dari Kompas TV edisi Senin (13/5/2019), total 469 petugas KPPS yang meninggal dunia.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebut penyebab utama kematian ratusan petugas KPPS pasca-pemilu 17 April bukanlah kelelahan.

Baca Juga: Viral, Pengendara Motor di Gandaria City Ini Hampir Jadi Korban Begal, Aksi Pelaku Terekam dalam Vlognya

Penyakit yang sebelumnya diderita, seperti jantung dan saraf menjadi pemicu meninggalnya petugas KPPS.

Hal itu disampaikan Ketua IDI dalam diskusi terbuka di kantor Ikatan Dokter Indonesia. (*)