GridPop.id - Ini lagi-lagi cerita tentang Lion Air.
Seorang penumpang menceritakan pengalamannya berurusan dengan Lion Air.
Seorang staf khusus Gubernur DKI Jakarta bernama Muhammad Chozin Amirullah merasa dibohongi oleh Lion Air saat dirinya hendak bertolak ke Bangka Belitung.
Pasalnya, Chozin sampai tidak bisa terbang karena kursinya telah diisi penumpang lain.
Kejadian tak mengenakkan itu dibagikan Chozin pada akun Facebook miliknya.
Chozin menceritakan, kejadian bermula saat dia datang ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta tanggal 2 Juni 2019 untuk keperluan check-in lebih awal.
Ini mengingat antrean yang panjang menjelang Lebaran.Saat Chozin sudah sampai di counter check-in pada pukul 09.20 WIB, Chozin terkejut kursi maskapai yang dipilihnya sudah terisi penuh.
Petugas pun mengatakan kepadanya bahwa Chozin tidak melakukan check-in secara online.
"Kita check-in belum terlambat tapi dinyatakan kursi sudah penuh karena tidak online check-in."
Baca Juga: Komedian Ini Ternyata Dimakamkan di TMP Kalibata Seperti Ani Yudhoyono, Ada Apa?
"Yang lain mungkin terima begitu saja. Tapi saya tahu web check-in itu bukan kewajiban melainkan opsional. Kalau tidak terlambat check-in bisa di bandaranya," kata Muhammad Chozin Amirullah saat dihubungi Kompas.com, Senin (3/6/2019).
Dari situ, Chozin beranggapan kursi yang telah dipesannya dijual ke penumpang lain karena disinyalir telat check-in.
"Lalu, dia (petugas Lion Air) enggak bisa input, dia bilang kursi sudah penuh, bukan terlambat. Enggak salah kalau saya berasumsi kursi itu dijual lagi ke penumpang lain," terang Chozin.
Akhirnya, Chozin pun mengajukan keluhan kepada petugas maskapai.Setelah itu, Chozin diarahkan untuk menuju customer service."Saya sampaikan, 'Mas, counter customer service antriannya panjang begitu. Kalau saya ke sana sekarang, saya harus melalui antrian panjang lagi."
"Begitu sampai dapat giliran di counter pasti mereka akan bilang kalau saya terlambat dan sekarang pesawat sudah boarding. Bolehkah saya diantar untuk bisa langsung bertemu manajemennya tanpa harus antri dulu?'," terang Chozin.
Baca Juga: Cerita Para Penggali Kubur Ani Yudhoyono: Tanahnya Empuk, Mungkin Bu Ani Banyak Amal IbadahnyaNamun, petugas maskapai tidak bisa mengantarnya.Singkat cerita, akhirnya Chozin hanya bisa diantarkan ke customer service, tidak bisa menemui manager maupun supervisor maskapai Lion Air.
Chozin pun harus kembali mengantre panjang hingga pesawat siap berangkat.
Setelah sampai di counter customer service, Chozin menceritakan kejadian yang dialaminya secara runut.Namun, jawaban petugas tersebut masih sama, yaitu terlambat check-in."Di counter 26 ditolak dengan alasan tidak melalui web check-in, di customer service ditolak dengan alasan terlambat check-in," kata Chozin.Chozin pun akhirnya diantar ke counter 15 untuk menemui supervisor Lion Air.Lagi-lagi, jawaban yang diutarakan sama, yaitu Chozin dianggap terlambat check-in.
"Saya enggak tahu itu supervisor apa bukan, ya. Tapi customer service itu bilang atasannya," ungkap Chozin. Akibatnya, Chozin pun mengganti pemberangkatannya dengan maskapai lain di hari yang sama dengan harga sekitar Rp 5 juta.Chozin juga mengakui dirinya tidak akan menggunakan maskapai Lion Air hingga manajemennya diperbaiki."Saya enggak salah, menurut saya memang harus dibenahi. Saya sudah tobat, saya sudah tidak mau memakai lagi kalau manajemennya belum diperbaiki," pungkasnya.