Find Us On Social Media :

Suaminya Tajir Melintir, Maia Estianty Kini Konsumsi Telur Ikan Termahal di Dunia, Harganya Sekilo Capai Ratusan Juta Rupiah, Begini Bentuknya

By Tata Lugas Nastiti, Minggu, 7 Juli 2019 | 07:00 WIB

Irwan Mussry dan Maia Estianty

 

Berbeda dengan putranya Dul Jaelani yang langsung tertidur begitu pesawat landas, Maia masih terjaga.

Sembari menikmati perjalanan, Maia rupanya asyik menyantap satu kaleng telur ikan.

Telur ikan tersebut dikemas dalam kemasaan kaleng tipis berwarna keemasan.

"Caviar on the plane...PUASSSS!!! enakkk yummyyy," tulis Maia pada unggahan tersebut.

Bukan telur ikan biasa, Maia Estianty menyantap telur ikan termahal di dunia yang memiliki harga hingga ratusan juta rupiah.

Dilansir Grid.ID dari laman Caviar Star, kaviar memiliki wujud yang nyaris sama seperti telur ikan pada umumnya.

Perbedaannya terletak pada citarasa, aroma, warna dan kelangkaannya.

Baca Juga: Video Dirinya Saat Terlibat Adu Pukul dengan Polantas Sempat Viral, Pria Berbadan Kekar Ini Akhirnya Minta Maaf Sambil Menangis

Tidak seperti telur ikan salmon yang mudah didapatkan, Kaviar ini memiliki kesulitan untuk didapatkan.

Umumnya, kaviar didapatkan dari ikan Sturgeon yang hidup di perairan Amerika Utara dan China.

Telur ikan Sturgeon ini juga hanya dapat dipanen pasca musim kawin spesies ikan Sturgeon.

Seiring perkembangan tren di dunia kuliner, kaviar tidak hanya berasal dari satu jenis ikan Sturgeon saja.

Mulai dari jenis ikan Sturgeon dari keluarga beluga, osetra, Sevruga, Siberian dan lain sebagainya.

Semakin langka jenis keluarga ikan yang dipanen, maka akan semakin mahal dan berkualitas Kaviar yang diperoleh.

Kaviar yang berkualitas tidak bisa diperoleh dari hasil ikan budidaya.

Kaviar dari jenis ikan budidaya akan memiliki kualitas yang kurang dan harga yang murah dipasaran.

Kaviar yang benar-benar berkualitas dan sering digunakan oleh restoran bintang lima adalah kaviar yang berasal dari ikan sturgeon liar.

Cara memanennya pun cukup sulit.

Harga mahal dari caviar ini disebabkan karena kelangkaan dan proses mendapatkannya yang cukup rumit.

Telur-telur tersebut dipanen dari ovarium, lalu melewati pross penyaringan sehingga telur tersebut terpisah dari cairan, lemak, dan membran.

Setelah dipanen pun, telur tidak bisa dikemas dengan sembarangan.

Untuk menjaga kualitas, telur harus dikemas dalam kemasaan stainless steel yang steril dan tertutup rapat.

Kualitas telur akan tergantung oleh cuaca, kondisi lingkungan saat panen dan suhu.