"Sejak dia dirawat di rumah sakit sampai sekarang, saya selalu setia mendampinginya. Saya tidak peduli apa pun kondisinya. Kekuatan cinta dan campur tangan Tuhan yang membuat kami tetap bersama," ungkap Barbara Adinda, Jumat (12/7/2019).
Barbara Adinda menceritakan, sang suami mengalami kecelakaan kerja di perusahaan kelapa sawit di Malaysia pada tahun 2014 lalu.
Ia menuturkan, suaminya bekerja di perusahaan kelapa sawit sebagai buruh.
Setiap hari, sang suami melakukan aktivitas memasukkan buah kelapa sawit dari tempat penampung ke dalam truk untuk diantar ke gudang perusahaan.
"Pas dia lagi kerja kasih masuk ke truk, tiba-tiba papan tempat penampungan patah. Ia jatuh dan tertindih papan yang bermuatan sawit yang beratnya sekitar 28 ton lebih. Dia tertindih itu selama setengah jam," katanya.
Ia melanjutkan, rekan-rekan kerja menyelamatkan suaminya dari kecelakannya dan langsung mengantar ke klinik perusahaan.
Dari klinik lalu diantar ke rumah sakit Laha Dato kemudian ke Sandakan dan terakhir di Keke.
"Dia dirawat di 3 rumah sakit memang. Di Laha Dato dan Sandakan tidak ada alat untuk sambung tulangnya yang patah. Makanya diantar ke Keke. Setelah pasang alat itu di Keke, baru kembali ke Lahadato untuk melaksanakan perawatan lanjutan," lanjutnya.