Dia tidak punya sandal sehingga selalu telanjang kaki. Saat main di sekolah, dia kerap memperhatikan anak-anak sekolah dari luar gerbang. Akhirnya, sejumlah guru mendekatinya untuk mengajaknya sekolah.
"Kemudian Bu Dini mengajak saya belanja beli baju (seragam). Kami beli baju, belanja semua kebutuhan Jodi. Pas hari Selasa, saya tungguin enggak datang-datang. Tiba-tiba rada siang dia main ke sekolah, dan saya bujuk akhirnya mau," kata Rohayatun.
Rohayatun kemudian memandikan Jodi di kamar mandi ruang guru. Dia menggantikan pakaian bermain yang kotor dengan seragam merah putih yang baru dibeli.
Rohayatun memakaikan sepatu, tas, dan semua kebutuhan belajar Jodi. Tidak cukup sampai di situ, dia dan sejumlah guru di sekolah itu juga memberikan sarapan untuk Jodi.
"Saya suapin makan pakai ayam. Kata Jodi enak, kalau di rumah makannya pakai lauk asin (ikan asin). Saya sedih. Apalagi pas minum susu, enggak tahu pernah minum susu atau enggak karena minumnya langsung habis tanpa jeda. Sedih banget lihatnya, saya kasihan," ungkap Rohayatun.
Guru olahraga di SDN Margabakti ini bersama guru-guru di sekolah rela memandikan Jodi setiap pagi.
Mereka juga yang memakaikan seragam, kaus kaki, hingga sepatu untuk Jodi.
Mereka rela menjadi orangtua asuh Jodi semata-mata hanya ingin memenuhi hak pendidikan bagi Jodi.
Mereka tidak ingin Jodi bernasib sama seperti kakak-kakaknya, kedua orangtua, hingga kakek neneknya, yang tidak sempat mengenyam pendidikan secara memadai hingga tinggi. Sebagian besar keluarganya putus sekolah. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Viral Kisah Bocah 7 Tahun ke Sekolah Pakai Baju Kotor dan Tanpa Alas Kaki, Ini Faktanya"