Akhirnya, Jarwo Susanto yang saat itu bersembunyi di rumah saudaranya di Sidoarjo memberanikan diri untuk pulang ke rumah asalnya di Gang Dolly.
Kehilangan omzet Rp 45 juta setelah penutupan Gang Dolly, Jarwo Susanto lantas banting setir menjadi penjual tempe.
Di rumah saudaranya di Sidoarjo, Jarwo Susanto belajar cara membuat tempe dan kemudian dipraktikkan di rumah.
Usaha tempe Jarwo Susanto meningkat pesat bahkan sampai melanglang buana.
Dari semula hanya menghasilkan 3 kg tempe per hari, kini Jarwo Susanto bisa memproduksi 23 kg tempe per harinya.
Hasil produksi tempe Jarwo Susanto juga sudah dipasarkan ke luar negeri alias go international.
Dalam memproduksi tempe, Jarwo mengkaryakan keluarga dan tetangga-tetangga di lingkungan rumahnya.
Inilah yang kemudian membuat kisah Jarwo Susanto akhirnya dibukukan oleh Mustofa Sam, dengan judul Jarwo Susanto Si Arek Dolly.
Lantas, apakah pendapatan Jarwo Susanto sesukses ketika ia masih mejadi juragan warkop di Gang Dolly?
"Omzet saya dalam satu bulan sekitar Rp 10 juta sampa Rp 18 juta," ujar Jarwo Susanto kala ditemui Kompas.com dalam acara Spiritual Management in Action : Tempe Bang Jarwo yang diselenggarakan di Aula MM FEB Unair pada Selasa (18/6/2019).
Produk tempe yang dijual Jarwo Susanto ini diberi nama Tempe Bang Jarwo setelah sebelumnya dinamai Tempe Dolly. (*)