Find Us On Social Media :

Menyayat Hati, Seorang Ibu Korban Gempa Maluku Terpaksa Melahirkan dalam Gubuk Reyot yang Tergenang Air saat Terjadi Badai dan Hujan Lebat, Begini Kondisi Bayinya

By Bunga Mardiriana, Sabtu, 5 Oktober 2019 | 06:35 WIB

Gubuk reot yang dijadikan tempat mengungsi Wa Ona Windi dan keluarganya di hutan Desa Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku. Digubuk inilah Windi melahirkan bayi perempuannya, Kamis malam (3/9/2019).

GridPop.ID - Tak semua orang bisa mengalami nasib yang beruntung.

Seperti yang dialami oleh salah satu ibu korban gempa Maluku ini.

Ia terpaksa melahirkan dalam sebuah gubuk reyot yang tergenang air akibat badai dan hujan lebat.

Baca Juga: Melahirkan Diam-diam, Seorang Mahasiswi Buang Bayi Lewat Jendela dari Lantai 5 Asrama Tempat Tinggalnya Hingga Terjadi Hal Ini, Begini Fakta Dibaliknya

Seorang Ibu bernama Wa Ona Windi, pengungsi korban gempa asal Dusun Waitasi, Desa Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, melahirkan bayinya di sebuah gubuk reyot di perbukitan desa tersebut.

Windi melahirkan dalam kondisi sangat memprihatinkan di dalam sebuah gubuk berukuran 2x2 meter.

Atap gubuk tersebut terbuat dari daun sagu. Sementara dindingnya hanya dilapisi daun kelapa yang disusun seadanya.

Baca Juga: Mayat Seorang Wanita di Pancoran Ditemukan Membusuk dalam Posisi Melahirkan dengan Kepala Bayi Sudah Terlihat, Begini Kisahnya yang Menyayat Hati

Tak hanya itu, saat Windi melahirkan, kondisi cuaca sangat buruk.

Badai dan hujan lebat menerpa gubuk reyot.

Saat melahirkan bayinya, Windi hanya dibantu oleh suaminya Onyong Saun dan beberapa keluarga dekatnya tanpa ada petugas medis.

Baca Juga: Mengandung Bayi Sampai Bertahun-tahun, Perempuan Ini Terkejut Saat Melahirkan Buah Hatinya, Kondisinya Sungguh Tak Disangka-sangka

Ayah Windi, La Sididi mengatakan, putrinya itu melahirkan bayinya pada Kamis (3/10/2019) malam.

Menurut dia, angin kencang disertai hujan deras yang mengguyur lokasi pengungsian membuat seisi gubuk tempat anaknya berteduh tergenang air.

“Saat itu hujan sangat kuat sekali, di dalam walang (tenda) air balandong (tergenang) semua,”kata La Sididi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (4/9/2019).

Baca Juga: Praktek Sendiri Usai Lihat Tutorial di Youtube, Seorang Wanita Meninggal Usai Melahirkan di Rumah

Windi tidak bisa dibawa ke rumah sakit untuk menjalani proses persalinan dengan baik, lantaran jarak lokasi pengungsian dengan Puskesmas Kairatu sangat jauh.

Sementara itu, getaran gempa susulan yang terus dirasakan membuat Windi tidak bisa dibawa ke Puskesmas terdekat.

“Jadi sama sekali tidak ada bantuan medis. Puskesmas juga jauh, sekitar 10 kilometer dari lokasi pengungsian, jadi kita pasrah saja,” ujar La Sadidi.

Baca Juga: Menyayat Hati, Perempuan Ini Bertemu Bayinya Pertama Kali Usai Melahirkan Setelah Keduanya Nyaris Meninggal, Air Mata Pun Bercucuran

Meski demikian, Windi mampu bertahan dan akhirnya melahirkan bayinya dengan selamat.

”Alhamdulilah cucu saya lahir dengan selamat, seorang perempuan,” kata La Sadidi.

Hingga saat ini, warga di Kairatu, Seram Bagian Barat, masih terus merasakan getaran gempa susulan yang cukup kuat.

Baca Juga: Melahirkan dalam Kondisi Koma, Wanita Ini Meninggal Setelah 3 Tahun Siuman, Ternyata Ini yang Terjadi

Kondisi itu membuat warga belum berani turun ke perkampungan mereka dari hutan-hutan dan perbukitan.

Menurut La Sididi, setelah melahirkan, putrinya sempat dievakuasi ke rumah mereka di Dusun Waitasi.

Namun, karena gempa terus terjadi, putrinya itu kembali ke lokasi pengungsian yang jaraknya sekitar 7 kilometer dari rumah mereka.

Baca Juga: Pria Ini Nyaris Tabrakkan Diri ke Jembatan Gara-gara Setahun Tak Berhubungan Intim Usai Sang Istri Melahirkan, Tak Disangka, Fakta Dibaliknya Bikin Shock!

“Anak saya sudah naik lagi ke gunung sambil berjalan kaki, karena tadi gempa sangat kuat barusan terjadi pas mau shalat Jumat,” kata La Sadidi.

Menurut La Sadidi, warga di Dusun Waitasi dan dusun-dusun lainnya hingga kini masih berada di lokasi pengungsian dan belum berani turun ke perkampungan.

Selama sepekan mengungsi di perbukitan, banyak warga belum juga mendapat bantuan baik tenda, sembako maupun selimut.

Baca Juga: Sempat Ditutup Rapat, Sandra Dewi Akhirnya Ungkap Telah Melahirkan Putra Keduanya Sejak 7 Hari yang Lalu, Selamat!

Selain itu, belum ada bantuan medis dan obat-obatan.

“Kita hanya dapat beras 5 kilogram dan sarimi. Kalau posko kesehatan obat-obatan dan tenaga medis di lokasi pengungsian tidak ada sama sekali,”kata La Sadidi.

Menurut La Sadidi, tenda dan selimut paling dibutuhkan, karena cuaca buruk yang terjadi.

"Memang kemarin ada bantuan tenda, tapi hanya tujuh dan itu tidak bisa menampung ribuan pengungsi,” kata La Sadidi. (*)

Baca Juga: Dapat Wanita Lebih Muda, Cantik dan Kaya, Istri yang Sedang Hamil Ditinggalkan Begitu Saja, Lihat Pahitnya Balas Dendam Sang Istri yang Tersakiti

 "Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Saat Badai dan Hujan Lebat, Pengungsi Gempa Melahirkan Tanpa Bantuan Medis di Gubuk Reyot"