Tompi mengaku sempat mendapat cemoohan serupa saat ia mengomentari kasus Ratna Sarumpaet.
Karenanya, ketika kini mendapat serangan yang sama, Tompi mengaku tidak akan gentar.
Tompi justru memberikan peringatan kepada para pembully-nya.
"Ngingetin ajaa nih. Dulu pas kasus ratna Sarumpaet , pendapt sy juga di bully oleh kelompok makhluk yang sama... ampe nyumpahin segala, lantas aku takut? GAK! Sekarang klompok makhluk yg sama membully ajakan baik2 sy utk ngitung Lem... kekwkw kesian. Gak brlajar2 jg," cuit Tompi.
Terkait hal itu, Tompi sendiri tengah menyoroti soal sosok Anies Baswedan terkait dengan anggaran DKI Jakarta.
Penyusunan anggaran 2020 Pemprov DKI Jakarta disorot publik karena banyak kejanggalan.
Pihak Pemprov DKI mengakui ada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang asal memasukkan anggaran.
Detail komponen anggaran yang dimasukan ke dalam sistem e-budgeting bukan anggaran yang sebenarnya.
Menanggapi kritikan dari berbagai pihak soal penyusunan anggaran tersebut, Anies malah menyalahkan sistem yang ada.
Seperti anggaran lem aibon Rp 82,8 miliar, menurut Anies, disebabkan adanya kesalahan sistem digital.
"Ya sebenarnya itu yang saya panggil minggu lalu. Saya tidak umumkan karena memang itu review internal, ini ada problem sistem yaitu sistem digital tetapi tidak smart," ujar Anies Baswedan saat ditemui di Balai Kota, Rabu (30/10/2019).
Terkait persoalan temuan penggunaan dana sebesar Rp 82 miliar dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta tahun 2020 itu, Pemprov DKI juga angkat bicara.