GridPop.id – Tumbuhan di Indonesia sangat banyak ragamnya.
Salah satu tumbuhan yang sering dijadikan jamu adalah daun dewa.
Seperti namanya, ternyata daun dewa (Gynura procumbens) atau dikenal juga dengan daun sambung nyawa atau sambung nyowo ini memiliki efek kesehatan yang luar biasa.
Berikut beberapa manfaat kesehatan dari daun dewa seperti dilansir dari penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal Frontiers in Pharmacology.
Aktivitas antihipertensi dan kardioprotektif
Hipertensi adalah faktor risiko utama untuk beberapa penyakit kardiovaskular termasuk penyakit pembuluh darah koroner dan stroke.
Sampai saat ini, daun dewa dilaporkan mengakibatkan penurunan yang signifikan dari tekanan darah sistolik dan tekanan arteri rata-rata. Penelitian ini diujikan pada tikus yang diberi kondisi hipertensi.
Selain itu, perawatan dengan ekstrak daun dewa juga menghasilkan penurunan yang signifikan dalam detak jantung, chronotropic negatif yang kuat, dan efek ionotropik negatif pada atrium.
Aktivitas antihiperglikemik
Salah satu temuan menarik pada daun dewa, adalah kekhususannya dalam menginduksi efek hipoglikemik pada hewan diabetes karena telah terbukti menyebabkan penurunan yang signifikan dalam kadar glukosa darah puasa dan penekanan peningkatan glukosa selama tes toleransi glukosa.
Peningkatan fungsi seksual dan reproduksi
Pengobatan dengan daun dewa secara signifikan meningkatkan jumlah sperma, motilitas sperma, dan mengurangi persentase kematian sperma pada hewan uji.
Daun dewa juga menunjukkan memiliki sifat afrodisiak sebagaimana dibuktikan dengan peningkatan frekuensi pemasangan tikus diabetes setelah perawatan.
Dalam hal aktivitas enzimatik ditemukan adanya aktivitas dehidrogenase testis laktat yang dapat dikorelasikan dengan peningkatan kesuburan karena dehidrogenase laktat diketahui memainkan peran penting dalam spermatogenesis.
Aktivitas antikanker
Daun dewa telah lama digunakan sebagai pengobatan tradisional untuk kanker seperti leukemia, rahim, dan kanker payudara.
Secara mekanis, daun dewa menghambat fase inisiasi karsinogenesis.
Pengobatan dengan daun dewa juga telah terbukti merangsang ekspresi glutathione-transferase yang terlibat dalam detoksifikasi senyawa karsinogenik.
Kegiatan ini membantu untuk mencegah pembentukan kanker pada fase inisiasinya.
Berdasarkan studi yang dilaporkan, daun dewa tampaknya menjadi agen kemoterapi yang efektif terhadap berbagai jenis sel kanker dan memberikan aktivitas antikanker melalui modulasi berbagai titik karsinogenesis termasuk inisiasi kanker, proliferasi sel, metastasis, dan angiogenesis.
Efek perlindungan organ
Efek perlindungan daun dewa terhadap kerusakan jaringan dan organ tubuh juga telah dievaluasi.
Daun dewa ditemukan memberikan efek gastroprotektif karena memberi ekstrak etanol secara signifikan mengurangi area ulkus lambung.
Dalam sebuah studi tentang kerusakan kulit, properti antiphotoaging dari daun dewa telah ditemukan menyebabkan penghambatan yang signifikan dari iradiasi ultraviolet dalam fibroflast dermal manusia.
Selain itu daun dewa juga ditemukan memiliki efek proteksi pada ginjal dan hati
Aktivitas antiinflamasi
Dalam pengobatan tradisional Thailand, daun dewa umumnya digunakan untuk mengobati peradangan.
Hal ini ditunjukkan dalam pencegahan peningkatan ketebalan telinga tikus yang disebabkan oleh peradangan yang diinduksi minyak puring.
Selain itu, aplikasi topikal ekstrak etanol pada luka hewan yang diuji menunjukkan tanda-tanda penyembuhan kulit yang signifikan, lebar parut yang lebih sedikit, dan tingkat penyembuhan yang lebih cepat jika dibandingkan dengan kelompok kontrol yang diobati dengan saline.
Meski begitu, sebaiknya jangan sembarangan konsumsi obat herbal atau suplemen daun dewa karena reaksi orang bisa berbeda-beda.
Mengutip Hello Sehat, obat herbal sebaiknya hanya dikonsumsi untuk menjaga kesehatan atau menurunkan risiko penyakit.
Penggunaan daun dewa untuk keperluan penyembuhan tetap membutuhkan resep dokter.
Selain itu temuan efek daun dewa tersebut masih terbatas karena dibuat berdasarkan uji sampel pada sel, jaringan, atau pada tikus percobaan di laboratorium. (*)