Saat ditemui Tribun Video pada Senin (11/2/2019), Pak Manto mengakui tak memiliki modal saat awal merintis usahanya.
Ia harus meminjam uang ke sana ke mari agar usaha sata kambingnya bisa berjalan.
Dari awal buka, Pak Manto beberapa kali berpindah tempat, hingga kini menetap menempati tempat yang sekarang.
Pada awalnya ia hanya berjualan sate kambing, tongseng dan tengkleng segar.
Barulah pada 1995 ia berinovasi menciptakan olahan tengkleng rica yang kini menjadi menu andalan warung Pak Manto.
Bermodalkan keuletan dan kemudian kerja keras, Pak Manto terus membangun usahanya.
Setelah kini bisa membuka lima cabang, Pak Manto berhasil membuka lapangan pekerjaan bagi sekitar 50 orang karyawan.
Sempat Tinggal di Rumah Gedek
Sebelum tinggal di rumah yang bertingkat seperti sekarang, Pak Manto rupanya sempat tinggal di rumah gedek.
Pak Manto dan keluarganya pernah merasakan tinggal di rumah dengan dinding yang terbuat dari anyaman bambu.
Hal itu juga dibenarkan oleh salah seorang tetangga Pak Manto, Hartini (56).
Hartini menuturkan rumah yang dihuni keluarga Sumanto atau akrab disapa Pak Manto itu dahulu memprihatinkan.
"Dulunya masih jelek terus dibangun Pak Manto, bentuknya itu, ya, cuma gedek, itu punya orang tuanya bu Widiyastuti," tutur Hartini kepada TribunSolo.com, Minggu (24/11/2019).