Find Us On Social Media :

Belum Puas Usai Obrak Abrik Garuda Hingga Copot Jabatan Ari Askhara, 6 BUMN Ini Jadi Target Menteri Erick Thohir Selanjutnya, Apa Saja?

By Sintia Nur Hanifah, Selasa, 10 Desember 2019 | 10:00 WIB

Erick Thohir

4. Sarinah

Sarinah yang bergerak di bidang perdagangan tak luput dari kritikan Erick Thohir.

Menurutnya, strategi bisnis yang dilakukan BUMN ini sudah sangat usang.

“Paling mudah Sarinah contohnya. Di era e-commerce, kita masih jual ritel seperti old days. Ya enggak bisa,” ujar Erick

Dia meminta, Sarinah menyesuaikan diri dengan perkembangan ritel digital yang saat ini bertumpu pada e-commerce. Dicontohkannya, Sarinah bisa berkolaborasi dengan PT Pos Indonesia.

“Mungkin kita bisa kerja sama dengan e-commerce yang sudah gede seperti Tokopedia. Sarinah (bisa) menjadi titik distribusi bersama Pos Indonesia. Ngapain kita sok bikin seperti Tokopedia, ya pasti kalah. Tapi kan Tokopedia perlu gudang, nah gudangnya disediakan BUMN saja,” ucapnya.

Baca Juga: Bongkar Tabiat Buruk Suaminya di Ranjang, Meggy Wulandari: Dia Mau Tubuh Saya, tapi Nggak Mau Bahagiakan Saya

5. Bank BTN

Dari 4 bank pelat merah, BTN yang jadi bank yang mendapat sentuhan pertama Erick Thohir.

Mantan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf ini merombak posisi direksi dan komisaris.

Dia menunjuk Pahala Mansury sebagai direktur utama.

Pahala menggantikan posisi Suprajarto yang mengundurkan diri pasca ditunjuk dalam RUPSLB saat Menteri BUMN masih dijabat Rini Soemarno.

Lebih jauh, Erick juga menunjuk mantan anggota KPK, Chandra Hamzah, sebagai Komisaris Utama BTN.

Baca Juga: Erick Thohir 'Sapu Bersih' Perusahaan BUMN, Garibaldi Thohir Tak Perlu Khawatir Jalankan Perusahaan Batu Bara Terbesar di Indonesia hingga Miliki Kekayaan Capai Rp 22 Triliun!

Erick beralasan, Chandra Hamzah punya latar belakang hukum yang ideal untuk mengawasi BTN.

"Pak Chandra Hamzah latar belakangnya hukum, kita tahu di BTN sekarang ada isu-isu yang kurang baik tentu harus dilihat secara hukum, apalagi ini ujung tombak pembiayaan perumahan rakyat nasional, kalau tidak sehat tidak bagus," jelas Erick.

"Apalagi ke depan ada program anak muda usia 25-35 tahun bisa mendapat akses perumahan atau pegawai negeri yang usianya muda, kita akan pindah ke ibu kota baru, kalau tidak ada fasilitas rumah bagaimana?" kata dia.